Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 Januari 2017

Kesabaran Asiyah Istri Fir'aun

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Rabb, Bangunkanlah Untukku


Sebuah Rumah di Sisi-Mu dalam Surga

Setiap manusia pasti pernah mengalami ujian dan
cobaan dalam kehidupannya di dunia. Terutama bagi setiap Muslim,
dimana Allah memberikan ujian dan cobaan untuk melihat keimanan hamba-hamba Nya.
Sebagaimana Firman Nya dalam surat Al-Ankabut ayat 2:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabut:2)

Dengan ujian dan cobaan tersebut, maka terlihatlah tingkat keimanan
dan kesabaran seseorang. Sejatinya kesabaran tidak ubahnya bagaikan ‘besi yang ditempa terus menerus, hingga akhirnya menjadikannya pemotong yang hebat’ yang artinya bahwa ujian dan cobaan, sejatinya cara untuk meninggikan derajat bagi yang mampu melaluinya. Namun, terkadang seseorang merasa bahwa ujian yag dialaminya begitu besar dan tidak mampu dihadapi.

Padahal Allah Subhanhu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 286:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.......”

Jika direnungi, ujian dan cobaan pun juga dirasakan oleh para Nabi dan orang-orang sholeh, sebagaimana dalam hadits berikut yang artinya:

“Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’ad bin Abi Waqqosh rodiyallahu ‘anhu:” Ya Rosulullah! Siapakah yang paling berat ujiannya?”
Beliau menjawab,

“Para Nabi, kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah, maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya.

(HR. At-Tirmidzi no.2398, an-Nasai no. 7482, Ibnu Majah no.4523 (ash-Shohihah no.143)

Bahkan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, mengalami ujian dan cobaan,

dari Abu Sa'id Al-Khudry rodhiyallahu ‘anhu, dia berkata. 'Aku memasuki tempat Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam.
Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau.
Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut.
Lalu aku berkata.
'Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimu'. Beliau berkata :'Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami'.
Aku bertanya.'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab. 'Para nabi. Aku bertanya. 'Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.'Kemudian orang-orang shalih.

Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan".
Ditakhrij dari Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shohihkan Adz-Dzahaby.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui sejarah para Nabi dan orang-orang sholeh dalam menghadapi cobaan, karena dapat meningkatkan rasa sabar dan syukur. Berikut merupakan contoh keimanan dan kesabaran, ia adalah istri Fir’aun. Perumpamaan kualitas keimanan dan kesabaran bagi orang yang beriman (yang dikutip dari buku Tamasya ke Negeri Akhirat karya Syaikh Mahmud Al-Mishri).

Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang yang beriman, ketika ia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkan lah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzolim.” (At-Tahrim:11)

Al-Hafizh ibnu Hajar berkata. “Termasuk keutamaan Asiyah istri Fir’aun adalah dia lebih memilih dibunuh dan diadzab di dunia daripada mencicipi kenikmatan semu nya (fath Al-Bari, 6/516 ).

Ibnu Katsir berkata, “Ibnu Jarir meriwayatkan dengan sanadnya, dari jalur Sulaiman At-Taimi, “Bahwa istri Fir’aun disiksa diterik matahari, ketika mereka meninggalkannya, para malaikat memayunginya dengan sayap-sayap mereka, dan ia melihat rumahnya di surga.
Ibnu Jarir berkata, “Istri Fir’aun bertanya, “Siapa yang menang? Dijawab, “Musa dan Harun menang,” maka ia mengatakan, “Saya beriman terhadapTuhan Musa dan Harun.” Lalu Fir’aun mengirim utusan kepadanya seraya berkata, “Lihatlah batu cadas yang paling besar yang kalian jumpai, jika ia tetap dengan pendiriannya maka timpakan batu itu kepadanya, namun jika ia menarik perkataannya maka ia adalah istriku .” Ketika mereka mendatanginya, ia mengangkat pandangannya ke langit, ia melihat rumahnya di surga, maka ia tetap dengan pendiriannya dan nyawanya telah dicabut (Tafsir Ibnu Katsir, 4/393-394).

Dan dari Abu Hurairoh rodiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“ sesungguh-nya Fir’aun menyiapkan pasak untuk menyiksa istrinya: empat pasak di kedua tangan dan kedua kakinya. Ketika mereka meninggalkannya maka para malaikat menaunginya.
Lalu istri Fir’aun berkata : “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkan lah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzolim.” (At-Tahrim: 11), maka tampak olehnya rumahnya di surga.
(hadits riwayat Abu Ya’la, no. 2508, 6/35 dan Syaikh Al-Albani menghukuminya shohih dalam “As-Shohihah” no. 2508).


(Penjelasan kisah ini dikutip dari buku Tamasya ke Negeri Akhirat karya Syaikh Mahmud Al-Mishri, Penerbit Pustaka Al-Kautsar cetakan ke 6, halaman 86).

Lihat pula artikel terkait kisah diatas di link berikut:



Kata-kata Mutiara
Dari sholih bin Rustum, ia berkata “ Saya mendengar Al-Hasan (maksudnya Hasan Al Bashri, penj) ia berkata, “ Allah merahmati seseorang yang tidak terperdaya oleh banyaknya orang yang dia lihat; Anak Adam, sesungguhnya kamu akan mati sendirian, masuk liang kubur sendirian, dibangkitkan kembali sendirian. Anak Adam, kamu yang diberi beban dan hanya kamu yang dikehendaki (hilyah al-auliya’, 2/155).

Dari Hasyim, dari Al-Hasan, ia berkata “tidaklah seseorang hamba mengingat mati kecuali pasti terlihat dalam perbuatannya, dan tidaklah seorang hamba jauh angan-angannya kecuali dia salah dalam perbuatan (Imam Ahmad, kita Az-Zuhd halaman 236).

Diselesaikan Sabtu, 
15 Robiul Akhir 1438 H/
14 Januari 2017
Pukul 13:44,
Depok, Jawa Barat

Jumat, 23 Desember 2016

15 Tips Cerdas Mengatur Waktu

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



15 Tips Cerdas Dalam Mengatur Waktu

Waktu merupakan bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan seorang manusia, ia adalah kesempatan yang dapat menentukan kebahagian dan kerugian sejati seseorang. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap Muslim untuk memperhatikan waktunya.

Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan :
wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu (Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi).
Ibnul Qoyyum rahimahullah mengatakan:
Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah kepada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak. Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, hanya untuk sekedar menghamburkan syahwat(hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya. (dalam Al Jawabul kafi, 109).

Oleh karena pentingnya waktu, tentu kita harus mampu mengaturnya dengan bijak dan cermat. Berikut ini beberapa tips pilihan mengatur waktu. Yang penulis kutip dari E-Book yang berjudul : “50 Cara Cerdas menggunakan Waktu” yang diterjemahkan oleh M. Arief Maulana dari buku Smart Way Save Your Time.
Silahkan berkunjung ke blog beliau : ariefmaulana.com


Berikut 15 tips dan motivasi pilihan dari E-Book tersebut, semoga kita mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dalam amal kebaikan. aaaminnnn

1. Waktu adalah penyeimbang yang luar biasa, tak peduli siapa anda atau dimana anda hidup dimuka bumi ini, kita semua memiliki waktu 24 jam yang sama dalam satu hari. Waktu anda sumber yang sangat berharga, jangan pernah sia-siakan waktu.

2. Benda-benda yang berserakan dirumah dapat memperlambat anda, dengan cara mengalihkan perhatian dari apa yang sebenarnya yang ingin anda lakukan. Untuk mengontrolnya, bersihkan dan tata rapi semua benda setiap kali anda melakukan suatu pekerjaan.

3. Apakah anda seringkali merasa khawatir dengan apa yang anda lakukan?
Jangan membuang-buang waktu dengan selalu merasa gelisah memikirkan banyak waktu yang akan anda habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Merasa gelisah akan mebuat anda merasa tidak nyaman dan hanya menghabiskan energi saja. Pilih satu pekerjaan yang membutuhkan banyak pergerakan, selesaikan dan beri penghargaan atas diri anda. Menyelesaikan sesuatu dan mendapat penghargaan akan membuat anda merasa lebih baik.


4. Apakah anda selalu tiba di kantor (sekolah, kampus dll) setiap pagi merasa lelah karena banyak melakukan persiapan sebelum meninggalkan rumah?.
Siapkan keberangkatan anda pada malam hari sebelumnya, taruhlah jaket, koper, kunci mobil didekat pintu dengan posisi siap dibawa. Aktifkan alarm anda 15 menit lebih awal, dengan demikian anda akan memulai hari degan lebih baik.

5. Jika anda tidak ingin melupakan tugas-tugas yang harus anda lakukan di beberapa hari mendatang. Maka tulislah dalam buku catatan/agenda, jangan hanya mengingatnya dikepala. Setelah menulisnya, anda bisa melupakannya. Sekarang anda dapat berkonsentrasi untuk pekerjaan yang lebih penting.

6. Jika anda menghabiskan waktu 10 menit setiap harinya untuk mencari barang-barang yang lupa dimana menaruhnya, maka anda membuang lebih dari 60 jam setiap tahun. Mulai sekarang rapikan barang-barang anda ditempat yang mudah terjangkau.

7. Apakah anda pernah berfikir untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk mengisi waktu yang tercuri anda? Jika anda mengatahui bahwa anda akan menunggu ketika janjian dengan seseorang, atau makan siang anda akan ditunda setengah jam lagi, maka anda perlu menggunakan waktu tersebut untuk membaca buku, menulis rencana dalam buku kecil anda atau pekerjaan kecil lainnya yang bermanfaat.

8. Apakah anda memiliki kesulitan berkonsentrasi? Atau anda membutuhkan waktu 2 jam untuk mengerjakan pekerjaan/tugas yang sebenarnyaa bisa dikerjakan dalam waktu 45 menit, hanya karena tidak bisa berkonsentrasi? Kemampuan konsentrasi bisa dipelajari dan ditingkatkan dengan banyak latihan. Misalnya membaca dan memahami data statistik dalam laporan teknis yang rumit selama 30 menit. Berhentilah selama 10 menit, lalu fokuslah kembali pada yang anda baca. Lakukan ini secara rutin, niscaya kemampuan konsentrasi anda akan meningkat.

9. Apakah daftar “list to do ” harian anda dipenuhi dengan banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan? Jangan ragu untuk menentukan prioritasnya. Pilih maksimal 3 tugas penting yang memungkinkan anda kerjakan setiap harinya. Ingat! Seorang manajer yang sangat efektif hanya memilih 3 tugas yang menjadi prioritas utama setiap harinya.

10. Apakah anda pernah berfikir untuk menulis daftar pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan? Daftar ini meliputi pekerjaan yang hasilnya sangat sedikit atau tidak berarti. Untuk mengetahui suatu tugas /pekerjaan itu penting atau tidak, tanyakan pada diri sendiri “apa akibat terburuk jika saya tidak melakukan pekerjaan itu?” jika jawabannya “tidak ada” atau “tidak banyak”, maka jangan lakukan pekerjaan itu.

11. Hal terburuk dari menunda-nunda pekerjaan adalah pekerjaan tersebut akan terus membesar dan semakin menumpuk, apalagi jika ada orang yang berkata pada anda “mengapa lambat sekali, ini bukan pekerjaan yang membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya”. Karena itu hindari menunda-nunda pekerjaan, sekalipun pekerjaan itu terlihat kecil dan remeh.

12. Jangan berkeringat hanya karena melakukan hal-hal kecil. Jika anda menggunakan waktu hanya untuk hal-hal remeh, anda tidak akan pernah menyelesaikan apapun, pilih tugas atau pekerjaan besar dengan hasil besar, simpan energi dan waktu anda untuk melakukan sesuuatu yang peting.

13.  Rasa bersalah adalah musuh besar dalam menghemat waktu. Jangan menyia-nyiakan waktu dengan terus menyalahkan diri sendiri. Apa yang terjadi, biarlah terjadi dan camkan bahwa yang penting bukan pada kesalahan tersebut, tetapi bagaimana anda bisa belajar dari kesalahan tersebut dan bagaimana anda bisa bangkit dari keterpurukan.

14. Jika anda hanya memfokuskan pada pekerjaan yang menjadi prioritas utama pada setiap harinya, maka pekerjaan anda akan berakhir lebih baik dan waktu tidak akan terbuang percuma (biarkan pekerjaan kecil berlalu).

15. Ketika anda berkonsentrasi pada suatu pekerjaan, semetara anda harus berhenti karena ada janji bertemu dengan seseorang, atau karena suatu selaan penting lainnya, atau karena harus pulang, maka tuliskanlah untuk diri sendri  “catatan tugas” yang harus anda lakukan. Jangan membuang waktu sia-sia dengan memikirkan apa yang harus saya lakukan” ketika, anda kembali melakukan tugas atau pekerjaan anda.

Itulah 15 tips pilihan dalam mengatur waktu yang efektif dari E-Book “50 Cara Cerdas menggunakan Waktu”. Tips tersebut merupakan tips-tips umum namun kita dapat menyesuaikannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melakukan ama-amal kebaikan yang bernilai ibadah.


Silahkan, Download pula E-Book nya:

50 Cara Cerdas Menggunakan Waktu

Semoga kita menjadi hamba-hamba Nya yang senantiasa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan dan ketaatan pada Nya.
Wallahu A’lam

Depok, 24 Rabi’ul Awal 1438 H/
23 Desember 2016 M

Pukul 20:39

Sabtu, 29 Oktober 2016

Bersahabat Tanpa Syarat

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Bersahabat Tanpa Syarat ?

Akhlak atau kepribadian dapat ditentukan oleh banyak faktor, yakni faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri) dan eksternal (faktor yang berasal dari luar diri). Kedua faktor inilah yang dapat menentukan kepribadian seseorang dalam hidupnya. Lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, seperti lingkungan keluarga, pertemanan, kantor dan sebagainya. 

Salah satu faktor yang besar pengaruhnya bagi akhlak atau kepribadian seseorang adalah lingkungan persahabatan. Sungguh Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam telah memberi peringatan besar akan pentingnya memilih sahabat, sebagaimana dalam sabda beliau :
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (H.R Abu Daud dan Tirmidzi, disohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam silsilah Ash-Shohihah no. 927).

“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (H.R Bukhori 5534 dan Muslim 2628).

Oleh karena pentingnya memilih sahabat, maka berikut tips sederhana memilih sahabat yang semoga menghantarkan kita semua pada surga-Nya:


1.  Pilih Sahabat yang selalu mengajak pada ridho Nya.
Karena sahabat itu seperti arus, ia dapat menggiring dan mengantarkan setiap benda yang berada disekelilingya. Tentulah sangat bahagia, jika sahabat-sahabat yang kita miliki selalu mengajak pada ketaatan dan mencari ridho Nya.


2. Pilih Sahabat yang selalu mengajak dan berlomba dalam kebaikan.
Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah anjuran agama, maka jika kita memiliki sahabat-sahabat yang selalu mengajak pada kebaikan tentulah semangat ibadah akan semakin meningkat, menguat, sehinnga kita selalu berada dalam koridor ketaatan pada Nya.

3. Pilih Sahabat yang selalu mengingati dan menasihati dalam kebaikan.
Adakalanya seorang yang bersahabat melupakan hal penting dan utama, yang dapat menjadikannya kelak akan berbahagia, yakni mengingati dan menasihati dalam kebaikan. Karena adakalanya seseorang melakukan kekeliruan yang tidak disadari, maka disinilah kita dapat mengetahui siapakah sahabat yang dapat menolong kebahagian sejati kita. Karena ketika nasihat dan peringatan diberikan dari sang sahabat, maka sungguh ia akan membantu kita dalam memperbaiki diri di jalan Nya.


4. Seseorang yang bersahabat karena Allah.
Jika seseorang bersahabat hanya karena Nya, apakah sekiranya akan ada khianat dalam persahabatannya? Tentu tidak, karena ia tidak menilaimu dari harta, jasa dan kelebihanmu di dunia. Namun semata-mata karena mengharap Ridho Nya, mengharapkan Rahmat Nya dan tentulah berbahagia seseorang yang dapat menjadikannya kawan, ketika manusia saling berlawanan dalam pertemanannya dengan hasad dan kebencian yang tersembunyi didalam dada.


5. Kriteria lainnya adalah memilih sahabat yang sesuai syariat.
Ini merupakan dasar utama lainnya, ialah kriteria berdasar syariat, dari hal ini kita dapat merumuskan banyak kriteria dalam mencari sahabat.
Namun penulis cukupkan sampai disini.

Itulah beberapa tips sederhana dalam memilih sahabat, semoga kita mendapatkan sahabat-sahabat yang membantu kita dalam meraih ridho Nya dan kelak dikumpulkan dalam surga Nya.
Aaaminnn.

Perlu diingat! Jika untuk memilih hal-hal sederhana dalam hidup ini saja, kita memiliki syarat dan kriteria dalam memilihnya, bagaimana lagi jika kita memilih sahabat? Yang dapat membantu kita dalam perkara akhirat, maka tentu kita harus tepat dan cermat dalam mendapat sahabat.

Wallahu a’lam

29 Muharrom 1438 Hijriyah
29 Oktober 2016 Masehi
Pukul 00:02

Selasa, 25 Oktober 2016

Jangan Salahkan Hari Kemarin

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Jangan salahkan hari kemarin

Hari adalah kumpulan waktu yang tersusun dari detik, menit dan jam,
setiap manusia yang bernyawa pasti memilikinya,
karena ia adalah hak atas nyawa yang berada di raganya.
Namun apapun yang telah berlalu dari waktu,
maka ia hanya akan menjadi masa lalu.

Mungkin sebagian dari kita merasa bahwa waktu sebagai suatu yang remeh, terkadang kita lalai dari memahami dan memikirkan betapa penting dan berharganya waktu. Oleh karena itu, perlulah kita belajar pentingnya detik waktu pada orang-orang yang selamat dari kecelakaan, pada orang-orang yang selamat dari kebakaran, gempa bumi dan pada setiap keadaan yang mengguncang dada pada tiap detik waktu.

Oleh karena itu sebelum datang masa yang mengguncangkan hati, maka wajib bagi setiap manusia yang bernyawa untuk merenungkan kemana masa hidupnya berlalu. Sebelum tidak ada kesempatan waktu yang bermanfaat untuk dirinya.

Beruntunglah orang-orang yang jasadnya telah tiada, namun amal dirinya mengalir sepanjang masa dan merugilah orang yang hidup didunia lalu tidak menyiapkan amal apapun untuk matinya.

Jika kita melihat para orang-orang sholeh ataupun ‘Ulama dimasa lampau, telah berapa lama mereka meninggalkan dunia? Namun kita semua merasakan amal mereka tetap hidup dan terus dipelajari sampai masa kini.

Maka mereka adalah orang-orang cerdas, yang mengorbankan sedikit untuk mendapatkan sesuatu yang banyak. Berikut kisah nyata tentang sahabat ‘Utsman bin ‘Affan Rhodiyallahu ‘anhu dengan amal jariyahnya dan penjelasan dosa jariyah.

Wallahu A’lam.

26 Muharrom
1438 Hijriah
Jam: 23:12

Minggu, 02 Oktober 2016

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
Aidh Al-Qorni "La Tahzan""
 
Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah begadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang.
{Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.} (QS. Al-Maidah: 52).

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti datang  mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa, pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya-dan kedipan mata.
Kabarkan juga kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba. Saat Anda melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa di balik kejauhan itu terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan. Ketika Anda melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa, tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian. Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s. Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka "jendela" seraya berkata:
{Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.} (QS. Al-Anbiya': 69).

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s). Itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah, {Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.} (QS. Asy-Syu'ara: 62)

Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi Muhammad s.a.w. yang ma'shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka.

Sehingga, rasa aman, tenteram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar. Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib akan tetap tersembunyi, dan Sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Dikutip dari E-book Aidh Al-Qorni “la Tahzan” Halaman 19

Malas itu Penyakit

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Malas itu penyakit !

Malas adalah tangga dari sebab penyesalan, setiap langkah yang dilalui bersamanya akan mendatangkan penyesalan dan ia hanya akan menjadi parasit pada setiap jiwa yang dihinggapi. Entah begitu banyak waktu yang hilang tanpa hasil diakibatkan sifat ini, padahal kita semua tahu bahwa waktu adalah investasi kebahagiaan setiap orang. Oleh karena itu sangat besar bahaya malas yang mengintai kita dan oleh sebab itu, kita semua perlu melawan dan melindungi diri dari penyakit malas yang siap menghampiri, dan disadari atau tidak, pasti setiap orang pernah mengalami sifat ini.

Tetapi jika diteliti dan dipahami melalui pandangan akal sehat, sifat ini perlu di keluarkan dari dalam diri seseorang, atau kelak penyakit ini akan menjatuhkan pada kesengsaraan jangka panjang, malas memiliki banyak ragamnya seperti malas dalam belajar, malas dalam bekerja ataupun malas dalam beribadah. Penyebab malas dapat disebabkan oleh lingkungan hidup yang serba mudah, sikap bersantai dan perilaku bersenang-senang.

Solusi dari masalah ini tentunya ialah dengan memacu target-target yang dapat membangkitkan gairah produktifitas ataupun dengan menciptakan pola pikir anti malas, karena seorang yang berakal akan memperhatikan dampak dari tindakan yang dilakukan. Ketika malas telah menjadi bagian dari kepribadian, maka tentu ia akan menjadikan setiap orang kaya menjadi miskin, menjadikan setiap kesuksesan sebagai angan semu dan menelantarkan diri pada kemiskinan dan kesengsaraan. Maka karena itu cara terbaik menghilangkan malas adalah memacu dan memicu waktu dengan sebaik-baiknya dalam produktifitas dan kebaikan, karena satu detik waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. 
Perlu diketahui bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan manusia dengan akal dan hati, sehingga dapat menentukan tindakan dan dampak baginya kelak.
Berikut penulis sajikan kisah, semoga bermanfaat dan kita semua dapat mengambil hikmahnya, aaaaminn.


Kisah Si Pemalas Dengan Abu Hanifah

Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Dia mengeluh, “Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, sepertinya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi tadi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkonganku sehingga seluruh badanku menjadi lemah lunglai. Oh, manakah hati yang belas kasihan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik.

Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah berasa kasihan lalu beliau pun balik ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Ketika dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi uang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. Kemudian, si malang merasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas dia tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi uang dan secarik kertas yang bertulis, ” Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cobalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus.”

Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu terdengar lagi, “Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin, sekedar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri,  akan lebih sengsaralah hidupku”
Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi uang dan secarik kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang ketika mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.

Seperti dahulu juga, di dalam bungkusan itu tetap ada secarik kertas lalu dibacanya, 

“Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian “malas” namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak ridha Allah melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan….jangan berbuat demikian. Jika anda ingin senang, anda harus suka pada bekerja dan berusaha karena kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak disuruh duduk diam dan tidak seharusnya demikian pula tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan perkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengkabulkan doa orang yang berputus asa. Oleh sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah…carilah segera pekerjaan, saya doakan cepat berjaya.”

Sehabis dia selesai membaca surat itu, dia termenung, dia insaf dan sadar akan kemalasannya yang selama ini dia tidak suka berikhtiar dan berusaha.
Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak dari hari itu, sikapnya pun berubah mengikuti peraturan-peraturan hidup (Sunnah Allah) dan tidak lagi melupakan nasihat orang yang memberikan nasihat itu.

"Dalam Islam tiada istilah pengangguran, istilah ini hanya digunakan oleh orang yang berakal sempit. Islam mengajarkan kita untuk maju ke depan dan bukan mengajarkan kepada kita diam di tepi jalan".

sumber kisah pengusahamuslim.com


Ditulis: 26 Dzulhijjah 1437 Hijriah
28 September 2016 Masehi
Pukul: 23:52

Minggu, 25 September 2016

Jangan Remehkan Dakwah Seseorang

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم




Jangan Remehkan Dakwah Seseorang

Adakalanya suatu hal yang sederhana atau kecil, sering dianggap sebagai suatu hal yang remeh bagi sebagian orang, sehingga pada akhirnya pandangan ini dapat menjadikan seseorang beranggapan bahwa setiap hal yang penting hanya berdasar ukuran besar saja. Padahal kita semua mengetahui bahwa setiap hal yang ada didunia ini berasal dari komponen-komponen kecil dan sederhana. Oleh karena itu, sangatlah tidak bijaksana orang-orang yang meremehkan suatu hal yang kecil atau sederhana. Dalam beramal pun kita tidak boleh merendahkan dan meremehkan amal yang nampak kecil dan sederhana dimata manusia, karena kita semua telah mengetahui bahwa Allah akan memberikan balasan atas setiap amal yang dilakukan, sebagaimana dalam firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Zalzalah ayat 7-8:

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Dan kelak pada suatu masa kita semua akan sangat membutuhkan serpihan-serpihan amal kebaikan sekecil apapun, karena amal tersebut dapat menentukan tempat kembali kita semua.

Oleh karena itu, berikut penulis sampaikan beberapa kisah yang diambil dari kajian Ustadz. DR. Syafiq Riza Basalamah MA, berjudul “1001 menolong agama Allah”, dengan sedikit penyesuain dan penambahan kata yang tidak mengurangi inti dari kisah. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan menuai manfaat, Aaaminn.

Dikisahkan beliau (Ustadz Syafiq Basalamah) :

Bahwa ada seorang awam di Arab Saudi, suatu ketika orang tersebut mendengarkan sebuah kajian oleh seorang ustadz disana, dimana dalam kajian tersebut dijelaskan mengenai keutamaan kalimat tasbih “Subhanallah wabihamdih Subhanallah hil’adzim”, dan setelah berakhir kajian tersebut orang awam itu meminta pada sang Ustadz untuk mencatatkan hadits yang dijelaskannya tadi saat kajian pada sebuah kertas, lalu setelah itu ia menghafalkannya.

Setelah hafal akhirnya orang awam ini menyebarkan apa yang diketahuinya pada setiap tempat dan orang yang ditemuinya; dengan menyebarkan hadits keutamaan tasbih ini yang berbunyi: “dua kalimat, yang ringan di lisan, namun berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman yaitu “Subhanallah wabihambdih, Subhanallahil’azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung).

Akhirnya pada suatu saat berjalannya waktu, orang awam ini mengalami pingsan (koma) dan akhirnya ia dibawa kerumah sakit.

Ketika turun dari ambulans, dan dibawa dengan tandu dorong rumah sakit, maka sang dokter segera membuka baju orang tersebut dan memeriksa dadanya,
ketika mata orang tersebut terbuka dan melihat sang dokter,
maka ia berkata:

“wahai dokter, dua kalimat, yang ringan di lisan, namun berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman yaitu “Subhanallah wabihamdih, Subhanallahil’azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung)” lalu setelah mengucapkannya akhirnya orang tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.




Dikisahkan kembali oleh beliau (Ustadz Syafiq Basalamah) :
Ada seorang wanita di Amerika yang berasal dari Yaman, wanita tersebut pindah ke Amerika akibat perang yang terjadi di negaranya.

Wanita tersebut hanya memiliki ilmu agama yang sedikit, akhirnya ia datang ke seorang Ustadz disana dan berkata “wahai Ustadz, tolong disini diadakan acara “open house” untuk orang-orang non Muslim yang ada disini (karena di Yaman wanita tersebut sering melihat orang-orang sholat, adzan dan aktifitas agama Islam lainnya, yang berbeda dengan keadaan di Amerika saat ini). Namun Sang Ustadz pesimis pada permintaan wanita Yaman tersebut, untuk mengadakan open house, dan mengatakan “lebih baik kita berdakwah di masjid saja”.

Setelah berlalunya waktu, Wanita tersebut ternyata mengumpulkan uang untuk mengadakan open house yang pernah diajukannya pada seorang Ustadz.

Setelah uangnya terkumpul, maka wanita tersebut menyiapkan segala konsumsi untuk tamu non Muslim yang hadir dalam acara open house nya.
Akhirnya wanita tersebut mengajak sang Ustadz yang dulu ditemuinya sebagai penceramah pada acara tersebut, karena wanita tersebut tidak memiliki ilmu agama yang memadai untuk memberikan ceramah dan akhirnya sang Ustadz mau berceramah mengenai Islam di acara tersebut.

Dalam acara tersebut, ternyata banyak non Muslim disana yang masuk Islam, dan dalam acara tersebut ada seorang wanita yang baru masuk Islam meminta microphone dan berkata “Aku kelak akan menuntut kalian berdua di hadapan Allah, (mengenai) kenapa kalian tidak menyampaikan hal ini (agama Islam) dari dulu, karena kalian (tidak menyampaikan agama Islam) Ibu dan Ayahku mati dalam keadaan kafir (non Muslim).

Beliau (Ustadz Syafiq Basalamah) kembali menjelaskan sebuah kisah, dari seorang Syaikh dalam ceramahnya yang mengkisahkan tentang seorang supir taksi disalah satu negeri Arab, supir taksi tersebut bercerita pada Syaikh bahwa dulu ia adalah orang yang miskin, dan bekerja menjadi supir taksi karena ikut pada seseorang, dengan mendapat bagian beberapa persen dari pekerjaannya.

Lelaki tersebut (supir taksi) pada saat itu suka membeli keping kaset (ceramah dan murotal) untuk diputar di dalam taksinya (bila sang penumpang tidak merasa terganggu, tidak suka atau melarangnya).

Akhirnya setelah beberapa waktu, ia bisa memiliki mobil sendiri dari pekerjaannya dan bisa membeli buku-buku untuk dibagikan pada orang-orang. Pada suatu hari saat mengemudikan taksi, ada seorang wanita muda yang menurutnya tidak layak untuk di angkut oleh taksinya, namun entah kenapa ia berhenti dan mengangkut wanita tersebut padahal dalam hatinya ia tidak ingin berhenti.

Akhirnya wanita tersebut naik dan duduk di kursi belakang taksi sambil bertelponan pada sahabatnya dengan tertawa-tawa, setelah taksi berjalan lalu ia berkata pada wanita tersebut, ke arah kiri atau ke arah kanan?, namun wanita tersebut tidak menjawab.
Akhirnya sang supir taksi memutar kaset murottal Al-Quran yang dimilikinya (yang dibaca oleh Syaikh Sa’ad al-ghomidi, surat Maryam),
karena sang wanita sibuk bertelpon.

Maka saat itu suara telpon wanita itu perlahan hilang, sampai pada ayat 88-92.
Yang artinya : Dan mereka berkata, “(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar, hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu), karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.
Ketika wanita itu turun, wanita tersebut bertanya: dimana anda beli kaset tadi? Aku ingin membelinya, Aku adalah seorang Nasrani.

Lalu sang supir berkata ambillah kaset ini,
Wanita itu berkata tidak, aku ingin membelinya sendiri.
Akhirnya wanita itu berkata:
aku akan menjadikanmu saksi bahwa Aku tidak akan mengatakan bagi Allah itu anak,
lalu Wanita tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dalam kisah-kisah diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa setiap orang dapat menyampaikan dakwah Islam dengan cara apapun, meski terkadang terlihat sederhana dan sering diremehkan. Seperti mengajak orang untuk bertasbih pada Nya, bersholawat pada Nabi Nya dan setiap amal kebaikan agama lainnya.

Dan perlu diingat bahwa setiap Kita adalah Pendakwah, yang menyampaikan Agama Islam yang benar berdasar Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, serta para sahabat shollallahu ‘alaihi wasallam, generasi terhebat ummat rhodiyallahu ‘anhum ajma’in

Semoga bermanfaat, Wallahu A’lam.

Diperbarui
23 Dzulhijjah 1437 Hijriah/
25 September 2016
Pukul 17:23

Sabtu, 17 September 2016

Aku Adalah?

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Aku adalah ?

Segala puji bagi Allah, atas nikmatnya niat baik setiap hamba dapat terlaksana,  sholawat serta salam, semoga selalu tercurah pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan sahabatnya. Amma ba’du.
Sebuah tulisan,, tentang kita semua. Sesungguhnya Aku ingin berkata pada kalian semua, betapa aku mencintaimu karena Allah, berharap tulisan kecil ini dapat membangkitkan semangat setiap jiwa, dalam mendekatkan diri pada Allah Robbul ‘alamin.
~~
Hai sahabatku, Aku adalah pemberian yang diberi olehTuhan untuk semua orang, lantas setiap hari aku berlalu dihidupmu dan melintas hingga datang hari esok, dengan aku dan dirimu juga, namun pertemuanku dengan dirimu saat lalu, tidak akan pernah kembali dan terulang.
Engkau mungkin bertanya, siapakah diriku?

Yaa, engkau benar Aku adalah waktu. Aku selalu menghiasi kehidupan dirimu, tapi nampaknya banyak yang menyiakan diriku. Engkau hanya mengingatku pada saat bahagiamu, dengan engkau catat dan engkau ingat, namun lalai selainnya.

Aku ini adalah kesempatan untuk dirimu sahabatku, ketika kau mensyukuri setiap detik diriku dengan melakukan kebaikan, sesungguhnya engkau telah menjadikan aku kekasihmu kelak.

Aku ingin engkau tahu, betapa sedihnya Aku ketika setiap menghampirimu, engkau berada dalam kelalaian dan senang dengan  kesia-siaan, padahal aku ini menghiasi setiap kesempatan menuju Ridho Rabb mu, ketika diriku datang bersamaan dengan perintah mengingat pada-Nya, mengapa engkau lalaikan.

Sungguh wahai sahabatku, aku sedih! kecewa!, aku tidak dapat berteriak padamu, namun  dengan fisikmu yang berubah aku bicara. Dengan perubahan rambutmu, dengan kerut kulitmu, dengan lemahnya fisikmu, dan dengan seluruh perubahan tubuhmu.
Engkau kini telah dewasa dan semakin tua, namun tak ingatkah engkau pada diriku. 

Dimana saat pertama kali orang tuamu menantikan perjalanan detik kebahagian mereka, akan kelahiran dirimu dengan mencatat serta mengingat diriku. Seiring berlalunya diriku (waktu), sampailah engkau pada saat ini. Tapi kenapa engkau melupakan diriku dan orang tuamu, yang telah berjalan bersama diriku hingga kau saat kini? Mengapa denganku kau sia-siakan pengorbanan mereka dengan, berfoya-foya dan lalai.

Engkau kini lebih senang dengan maksiat! Engkau lebih memikirkan wanita lain, yang sejak kecil tidak pernah melahirkanmu dan merawatmu? Engkau lebih taat mendengar perkataan lelaki lain, padahal ia bukan ayahmu, yang selalu berjuang dan memeras keringat siang dan malam untuk kebahagiaan dirimu? Kini mereka telah tiada? Lantas apakah itu bentuk cinta pada orang tuamu? Sedang mereka mengharap amal kebaikan disetiap detik dari diriku!.

Sahabatku, tidak kah engkau lihat ? bagaimana dunia ini? Ia berputar melalaikan orang-orang yang lupa pada tiap detik diriku. Sedang Rabb yang  Maha Esa berkata ”demi waktu”, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali bagi orang-orang yang mengerjakan sholat, beriman dan beramal sholeh dan saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.

Sudah seberapa jauh engkau menjadikan aku kekasih abadimu, dengan melalui setiap detik ku dengan amal kebaikan?, atau engkau menjadikanku kelak sebagai penyesalan dan harapan yang ingin diulangi?

Sahabatku, jadikanlah aku kekasihmu. Dengan amal kebaikan setiap detikku ini.
Agar kelak, aku akan menjadi saksimu di hadapan Allah, Rabbul ‘alamin yang akan 
mengantarkanmu pada Ridho Nya.

Aaaminnn, Wallahu A’lam.


Diperbarui:

15 Dzulhijjah 1437 Hijriah/
17 September 2016
Pukul: 16:48

Entri Populer