Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Desember 2017

Lima Hikmah Melihat Keadaan Orang Lain yang Kurang Mampu

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Lima Hikmah Melihat Keadaan Orang Lain yang Kurang Mampu



Kehidupan selalu berputar, melaju dan terus bergulir setiap harinya. Setiap orang yang hidup, selalu mendambakan kehidupan yang sejahtera harta dan jiwa, sehingga banyak orang yang mengejarnya dengan strategi, target dan kerja keras. Sikap ini tidaklah buruk, karena manusia harus senantiasa berusaha dengan cara yang baik untuk menggapai impiannya.

Namun sayangnya, saat ketika setiap rencana dan usaha tak berhasil juga, maka seorang cenderung menjadi lemah dan putus asa, karena bayangan target dan impian terasa sirna. Bayang-bayang hidup sejahtera pun tidak nampak juga, sehingga terkadang seseorang terpuruk dalam angannya dan selalu merasa kecewa.

Padahal sifat ini tidaklah akan terjadi bagi setiap jiwa, ketika seseorang senantiasa melihat keadaan saudaranya yang lebih terpuruk darinya, oleh karenanya tulisan ini akan membahas hikmah dari senantiasa melihat Keadaan (*)orang lain yang kurang mampu (dengan berfikir dan merenunginya).

Semoga bermanfaat ^^



*Satu : Meningkatkan Motivasi

Terkadang kita jumpai, seseorang yang bekerja keras hanya untuk mendapatkan lembaran rupiah, yang mungkin bagi sebagian orang dinilai kecil, ketahuilah bahwa perjuangan tersebut merupakan sebuah inspirasi, bagi setiap orang yang ber hati lembut dan jernih. Oleh karena itu, nampaklah bahwa hidup bukan untuk terpuruk dan mengeluh, namun hidup untuk terus berjuang menghadapinya.



*Dua: Semakin Bersyukur

Ketika nampak bagi kita, orang lain yang hidup dengan kemewahan mengeluh tentang hidupnya, maka di sisi lain nampak orang-orang miskin yang serba kekurangan mensyukuri sedikit apa yang “dimilikinya”, tentu ini menjadi pelajaran bagi kita, bahwa yang menjadikan nikmat semakin banyak bukanlah kuantitas, tetapi kualitas rasa syukur seseorang atas nikmat Nya (Allah Subhanhu wa ta’ala).




*Tiga: Merasa Cukup

Seseorang yang terbiasa melihat kehidupan orang yang lebih mapan dari dirinya, cenderung merasa kurang cukup atas nikmat yang sudah ada. Padahal penilaian tersebut hanya akan membuat seseorang semakin jatuh dalam himpitan angan, tat kala semua keinginan tak kunjung di dapatkan.

Hal ini tentu membuat segala nikmat yang ada terasa kurang dan sirna. Padahal disisi lain, banyak orang yang lebih sulit dalam harta, namun merasa cukup di hatinya, tentulah hal ini akan menjadi pembelajaran bagi setiap orang agar senantiasa peduli dalam berbagi, bukan terus ber-imajinasi dalam mimpi.





*Empat: Pantang Menyerah

Jangan biarkan diri kita menyerah pada sulitnya keadaan, setiap orang selalu menghadapi cobaan dan ujian, namun ketahuilah bahwa ujian yang kita alami terkadang tidak lebih berat dibandingkan saudara kita yang lainnya. Maka terbukalah asa bagi setiap jiwa, bagi seorang yang senantiasa belajar dari saudaranya, tentang makna perjuangan kehidupan.





*Lima: Sedikit Mengeluh

Ketahuilah, mengeluh hanya akan terjadi bagi orang yang berfikir sempit dan senantiasa menutup diri. Buka dan lihatlah cakrawala sekitar, agar terhindar dari keluh dan gusar.
Sebenarnya hikmah tersebut sangat luas, penulis hanya mencukupkan diri dengan beberapa hikmah tersebut, semoga kita semua senantiasa bersyukur dan menjadi hamba Nya yang senantiasa memperbaiki diri.


Wallahu A’lam.

Catatan: (*)orang lain yang kurang mampu dalam tulisan ini ialah dalam arti luas, baik harta, fisik, ujian dan sebagainya.


Depok, 21 Desember 2017

Pukul 23:19

Senin, 17 April 2017

Hari Ini Milik Anda

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Hari Ini Milik Anda



Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba.
Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari  Anda. Umur Anda, mungkin tinggal hari ini.

Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan. Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras.

Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama. Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak.

Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah
kamu termasuk orang yang bersyukur.}
(QS. Al-A'raf: 144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian. Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda):

Harimu adalah hari ini.

Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?

Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?

Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip:

aku hanya akan hidup hari ini.

Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan. Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati,
"Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja.
Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain.

Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur
kata dan tindak tandukku."

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam
hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan
berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan
buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka
aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah,
menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang
dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan,  Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu.
Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah
melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu.

Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi. "Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan." "Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam

"kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan
yang paling indah dan menyenangkan.


Karya Dr, Aidh Al Qorni

Buku La Tahzan halaman 6

Jumat, 03 Februari 2017

Lima Jawaban Cerdas Menolak Ajakan Pacaran, Dampak dan Solusinya

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Lima Jawaban Cerdas
Menolak Ajakan Pacaran, Dampak dan Solusinya


Cinta kepada lain jenis merupakan suatu hal yang fitrah, karena sebab cinta lah keberlangsungan hidup manusia dapat terjaga, dan bagi siapa yang menyimpang darinya  maka ia telah keluar dari fitrahnya sebagai manusia, seperti kaum ‘Ad (kaumnya Nabi Luth ‘alaihi sallam), pelaku LGBT, dan sejenisnya.

Namun tidak berarti setiap orang dapat menjadikan fitrah tersebut sebebasnya, karena Allah telah mengatur fitrah tersebut dalam syariat Nya yang kokoh dan suci yakni pernikahan, dan siapa saja mengambil jalan diluar “pernikahan ”, maka ia telah keluar dari jalan kemuliaan, dan sedang menuju jalan kehinaan -semoga Allah melindungi kita dari kehinaan-.

Oleh karena itu, wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah untuk menjaga dirinya dari jalan-jalan menuju dosa zina, seperti pacaran, berdua-duaan, mengumbar perasaan dan sebagainya, karena setan memiliki banyak jalan dalam menyengsarakan manusia, dan ketahuilah, jalan setan begitu lembut dan halus.
Namun pada kesempatan kali ini, kita akan menjelaskan mengenai jawaban cerdas menolak pacaran -umumnya ditanyakan pada remaja wanita-, dampak pacaran, dan solusinya. Berikut penjelasannya, semoga bermanfaat:

1. Jika ada yang berkata:
Kamu mau nggak jadi pacarku? Aku akan menjaga kamu, mengayomi kamu dan membimbing kamu menjadi lebih baik!

Jawab aja gini:

TIDAK, bagaimana engkau bisa menjagaku? sedang kini engkau menggiringku ke neraka Nya, apakah engkau telah memiliki kuasa untuk melawan perintah Nya, sedangkan api dari korek saja engkau tak tahan panasnya, bagaimana lagi dengan neraka dan siksa Nya? Serta apakah mungkin seseorang bisa menjadi lebih baik, ketika sang mahluk melakukan maksiat pada Pencipta dirinya? Jadi maaf, aku tidak pacaran karena Nya dan aku hanya berharap mendapat ridho Nya, dengan jalan yang dimuliakan Nya yakni “menikah”. Jadi, Aku pilih taat, (No Maksiat!)

2. Jika ada yang berkata:
Maukah engkau menjadi pacarku? Aku pasti akan menikahimu!

Jawab aja gini:

Yang besok mau nikah aja belum tentu jadi, apa lagi yang pacaran?
Dan kita semua tahu, setiap tujuan yang baik harus digapai pula dengan cara yang baik.
Jadi aku tidak pacaran karena Nya, dan berharap ganjaran Nya.

3. Jika ada yang berkata:
Kamu mau nggak jadi pacarku? Coba lihat deh, yang lain aja pacaran masa kita enggak?

Jawab aja gini:

Apakah jika semua manusia menjatuhkan dirinya ke jurang, engkau akan mengikutinya? Pasti tidak, dan ketahuilah lisan manusia tidak dapat menaikan atau menurunkan derajat seseorang, kecuali diri Nya. Maka aku pilih taat pada perintah Nya, dan memperbaiki diri karena Nya.

4. Jika ada yang berkata:
Kamu mau nggak jadi pacarku?, Kita kan masih muda! Nikmatin aja dulu masa muda ini dengan cinta yang berbunga-bunga!

Jawab aja gini:

Maaf, aku tidak pacaran karena ini perintah Nya,
Dan ketahuilah bahwa maut tidak datang ketika masa tua saja! Bahkan anak kecil yang diharapkan masa depannya (oleh orang tuanya, penj) direnggut oleh  maut? Apalagi kita?, apakah engkau kira dapat aman dari maut, sedang ia tidak terduga datangnya, sedang engkau kini mengajakku pada murka Nya? Dan ketahuilah maut mengintai kita semua.


5. Jika ada yang berkata:
Kamu mau nggak jadi pacarku?, Aku akan ..............................”

Jawab aja gini:

Allah Subhahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat “ Al-Isro” ayat “32”  yang artinya:  “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.
Atau
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dalam hadits shohih “....”.
(Maksudnya ialah menggunakan jawaban Al-Quran ataupun Hadits, karena ini merupakan jawaban terkokoh dan terkuat).

Pastikan Ketika Menolak:
1. Tidak berdua-duaan, karena sangat mudah dihasut setan.
2. Tegas dan santun, karena sejatinya kita tengah berdakwah padanya.
3. Gunakan dalil Al-Quran dan As-Sunnah dalam menolaknya, karena ia sekuat-kuat hujjah.
4. Bersabar, karena setiap ketaatan pada Nya, terkadang dirintangi ujian.
5. Berdoa pada Allah, agar ia (yang mengajak pacaran) mendapat hidayah karena mungkin ia belum mengetahui tentang larangan mendekati zina.
6. Jangan memancing atau mengumbar perasaan setelahnya, baik secara terang-terangan atau secara tidak langsung (menanyakan kabar, like foto, dan sejenisnya).

Solusi Dari Pergejolakan Hati adalah Menikah,

“dari Ibnu ‘Abbas, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai, semisal pernikahan ” (Hadits riwayat Ibnu Majah, no. 1847. Dikatakan shohih oleh syaikh Al-Albani).

Jika ada pelaku pacaran yang berargumen dengan pacaran Islami, maka kita dapat menjawab dengan permisalan berikut, apakah jika “minuman keras yang haram, dapat diperbolehkan karena diberi label halal?” maka janganlah engkau lihat label yang disematkan, lihat hakikat isi dan kenyataannya. Untuk penjelasannya silahkan lihat (klik menyoal pacaran islami, baca hingga selesai agar jelas).

Renungan Kasus Musibah Pacaran yang Berujung Zina

Pada kesempatan kali ini, penulis tidak akan memaparkan berita dan kasus perzinaan yang di awali pacaran, karena begitu banyaknya kasus yang terjadi. Maka berpikirlah bagi orang yang berakal, namun penjelasan yang lebih penting adalah dampak dan dosa zina, karena ia adalah muara penyesalan dari nikmatnya kemaksiatan penulis kutip dari almanhaj.or.id).

27 Dampak Perzinaan Negatif Zina:

1. Zina mengurangi agama seseorang
2. Zina menghilangkan sifat wara’ (baca: waro’, lihat penjelasannya disini)
3. Zina merusak kehormatan dan harga diri
4. Zina mengurangi sifat cemburu
5. Pezina mendapatkan murka Allah Azza wa jalla.
6. Zina menghitamkan wajah dan menjadikannya gelap
7. Zina menggelapkan hati dan menghilang cahayanya
8.  Zina mengakibatkan kefakiran yang terus menerus.

9. Zina menghilangkan kesucian pelakunya dan menjatuh nilainya dihadapan Rabbnya dan dihadapan manusia.

10. Zina mencopot sifat dan julukan terpuji seperti ‘iffah, baik, adil, amanah dari pelakunya serta menyematkan sifat cela seperti fajir, pengkhianat, fasiq dan pezina.

11. Pezina menyeburkan diri pada adzab di sebuah tungku api neraka yang bagian atasnya sempit dan bawahnya luas. Sebuah tempat yang pernah disaksikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyiksa para pezina. [HR al-Bukhâri dalam shahihnya dari sahabat Samurah bin Jundab Radhiyallahu anhu].

12. Zina menghilangkan nama baik dan menggantinya dengan al khabîts, sebuah gelar yang sematkan buat para pezina

13. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kegelisahan hati buat para pezina

14. Zina menghilangkan kewibawaan. Wibawanya akan di cabut dari hati keluarga, teman-
temannya dan yang lain

15. Manusia memandangnya sebagai pengkhianat. Tidak ada seorangpun yang bisa mempercayainya mengurusi anak dan istrinya

16. Allah Azza wa jallamemberikan rasa sumpek dan susah dihati pezina
17. Pezina telah menghilangkan kesempatan dirinya untuk mendapatkan kenikmatan bersama bidadari di tempat tinggal indah di syurga

18. Perbuatan zina mendorong pelakunya berani durhaka kepada kedua orang tua, memutus kekerabatan, bisnis haram, menzhalimi orang lain dan menelantarkan istri dan keluarga
19. Perbuatan zina dikelilingi oleh perbuatan maksiat lainnya. Jadi perbuatan nista ini tidak akan terealisasi kecuali dengan didahului, dibarengi dan diiringi beragam maksiat lainnya. Perbuatan keji menyebabkan keburukan dunia dan akhirat

20. Pelaku zina wajib diberi sanksi; pezina yang belum menikah didera seratus kali dan diasingkan selama setahun dari daerahnya sedangkan pelaku yang pernah menikah atau masih berkeluarga dirajam (dilempari) batu sampai mati

21. Zina merusak nasab.
22. Zina menghancurkan kehormatan dan harga diri orang

23. Zina menyebabkan tersebarnya waba penyakit berbahaya, tha’un (lepra) dan tersebarnya penyakit kelamin yang umumnya sulit diobati, minimal penyakit syphilis


24. Perbuatan zina membuka peluang bagi keluarganya untuk terjerumus dalam perbuatan serupa. Dalam pepatah dikatakan :

كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ
Engkau akan dibalas sesuai dengan perbuatanmu


25. Zina menyebab balasan amalan shalihnya hilang sehingga ia bangkrut pada hari kiamat.

26. Dihari kiamat pelaku zina akan dihadapkan pada orang yang istrinya dizinai untuk diambil pahala kebaikannya sesuka sang suami sehingga tidak tersisa kebaikan sedikitpun.

27. tubuh seperti tangan, kaki, kulit, telinga, mata dan lisan akan memberikan persaksian yang menyakitkan. Allah Azza wa jalla berfirman :

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. [an-Nûr/ 24:24].


Solusi bagi yang pacaran: (wajib berhenti dan bertaubat)

1. Segeralah berhenti dan putuskan hubungan haram tersebut.
2. Bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya.
3. Berdoa pada Allah agar dimudahkan dalam ketaatan dan dijauhkan dari kemaksiatan
4. Segera menikah jika telah mampu, atau jika belum mampu dengan berpuasa.
5. Mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh dan mengamalkannya.
6. Mengisi waktu dengan memperbaiki diri dan hal-hal bermanfaat

Bagi yang mungkin ingin segera menikah dan sedang mencari calonnya, silahkan baca artikel ini:

Bagi yang sedang jatuh hati (kasmaran), silahkan baca artikel ini:



Itulah beberapa penjelasan mengenai pacaran, dampak dan solusinya, semoga bermanfaat. Kita semua berdoa agar Allah jauhkan kita dari perangkap-perangkap setan. 

Wallahu A’lam


____________________

Ditulis,
Jumat, 01 Jumadil Awwal 1438H/
03 Februari 2017 

Depok, Jawa Barat

Sabtu, 28 Januari 2017

Belajar dari tiga pengendara, termasuk manakah anda?

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Belajar dari tiga pengendara, termasuk manakah anda?


Manusia sebagai mahluk yang diciptakan dengan akal, tentu dapat mengambil hikmah dan pembelajaran atas setiap kejadian yang ada disekitarnya, diantaranya pada pengendara motor yang sering dijumpai, pertanyaannya adalah pembelajaran apa yang dapat diambil darinya? Berikut tiga pengendara tersebut:

Pengendara A
Suatu ketika, seorang pengendara motor (A) ingin menuju suatu tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju alamat yang ditujunya. Maka ia pun berusaha mencarinya sendiri, dengan menelusuri setiap lini jalan kota, namun akhirnya ia tidak pernah menemukan alamat yang di carinya.

Pengendara B
Suatu ketika, seorang pengendara motor (B) ingin menuju suatu tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju tempat yang ditujunya. Akhirnya ia pun bertanya, pada seorang anak muda dan mencukupkan diri pada jawabannya. Setelah diberitahu oleh anak muda itu, akhirnya pengendara tersebut melanjutkan perjalanannya, namun akhirnya ia tersesat dan tidak pernah menemukan jalan yang ditujunya.

Pengendara C
Suatu ketika, seorang pengendara motor (C) ingin menuju suatu tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju tempat yang ditujunya. Tapi sebelum pergi menuju tempat yang ditujuinya, pengendara tersebut telah mempelajari jalan raya (protokol) menuju alamat yang dicarinya. Namun, pengendara tersebut belum pula menemukan alamat yang ditujunya, oleh karena itu pengendara tersebut bertanya pada warga sekitar.
Namun, pengendara tersebut  masih belum menemukan alamat yang ditujunya, maka ia pun menjalankan kendaraannya dan kembali bertanya pada warga lain hingga beberapa kali, hingga akhirnya ia berhasil menemukan alamat yang ditujunya.


Ketiga pengendara diatas merupakan bentuk permisalan sederhana mengenai potret kehidupan, ketika menyikapi “ketidak tahuan” pada diri seseorang. Jika kita melihat permisalan di atas, tentu terdapat pembelajaran dari ketiga pengendara tersebut.

Pembelajaran Pengendara A dan B

Jika kita melihat kedua pengendara tersebut, maka “pengendara A” merupakan contoh dari “kebodohan dan kesombongan”, mengapa?

Karena setiap orang yang menutup diri dari pembelajaran, maka ia adalah mahluk yang bodoh dan tentu karena merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, ia termasuk orang yang sombong, karena salah satu do’a yang Allah perintahkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah meminta tambahan ilmu,
sebagaimana dalam firman Nya,
dalam Al-Quran Surat Tho-ha ayat 114 yang artinya:

“ Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan".

Dan untuk “pengendara B” ia merupakan contoh dari “fanatisme buta yang terkurung dalam batasan tembok”, pengendara B jika dibandingkan dengan pengendara A, tentu ia lebih baik darinya.

Namun keurangan pengendara tersebut ialah membatasi diri pada satu sumber ilmu, tentu kita semua mengetahui bahwa para ‘Ulama di zaman dahulu memiliki banyak guru, dan tidak membatasi ilmu pada seseorang, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat benar dan salah.

Dan orang yang membatasi ilmu, sejatinya ia telah membangun tembok penjara untuk dirinya, sehingga terkungkung dalam kebodohan dan biasanya sulit menerima kebenaran ~semoga Allah lindungi kita dari sikap fanatik buta~

Pembelajaran Pengendara C

Pengendara ini merupakan pengendara yang cerdas,
karena ia tidak membatasi ilmu dan juga terus berusaha mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu Allah itu luas,
dan tentu orang yang membatasi ilmu Allah adalah orang bodoh.
Maka tentu orang yang senantiasa mempelajari ilmu karena Nya adalah orang yang cerdas, karena dengan ilmu teranglah yang sebelumnya gelap, dan jelaslah antara halal dan haram, yang haq dan batil, dan sebagainya.

Hikmah:

1. Bertanya dan belajar pada ahlinya, agar selamat dan tidak tersesat,  karena pandai berbicara saja tidak cukup, bila yang dikatakan bukan ahlinya.

2.  Jika dalam hal sederhana saja (misalnya mencari alamat, dll) kita harus bertanya saat tidak mengetahuinya, maka tentulah menjadi lebih wajib bagi kita untuk bertanya tentang “perkara agama” yang tidak kita ketahui (tentu, bertanya pada yang ahli dibidangnya~ penj), karena kebodohan dapat menjerumuskan pada kemaksiatan.

3. Terus belajar dan tidak membatasi diri pada pendapat seseorang, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal ilmu, pemahaman dan sebagainya, sehingga kita perlu belajar pada orang lain untuk melengkapinya. Terutama dalam mempelajari ilmu agama, ~semoga Allah mudahkan jalan bagi kita mempelajari ilmu agama Nya yang haq dan mengamalkannya, aaminnnn~

4.  Terus berjuang, berusaha dan berdoa, karena hambatan untuk kebaikan akan selalu datang, baik dari dalam dan luar diri, maka kita harus terus berjuang, berusaha dan berdoa pada Nya ketika mempelajari ilmu (terutama ilmu Agama)

Mungkin itulah beberapa pembelajaran dan hikmah yang dapat diambil, dan tentu pembaca semua dapat menambahkan sendiri” pembelajaran dan hikmah” yang dijelaskan di tulisan kali ini, semoga bermanfaat. Dan kita semua berharap agar dimudahkan dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu agama Nya. aaaminnnn.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 43:

“........ maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui”


Lihat keutamaan menuntut ilmu syar’i (disini)

Wallahu A’lam.


_______________________


Diperbarui:
Ahad, 1 jummadil awwal 1438 H/
29 Januari 2017

Depok, Jawa Barat

Selasa, 24 Januari 2017

Tangga Perbaikan Diri

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم




Tangga Perbaikan Diri

Setiap orang, pasti pernah melakukan kekeliruan, kesalahan ataupun keburukan, sehingga terkadang mengganjal diri dari perbaikan.
Terkadang bayang-bayang kesalahan selalu menghadang,
dan celotehan lisan insan membendung keinginan dari perbaikan.
Padahal semua itu tidak akan ada artinya, jika kita selalu berusaha dan
berdoa untuk hijrah dari kekeliruan dan kesalahan masa lalu,
menuju hari-hari yang selalu disinari perbaikan dan kebaikan.

Tentulah memperbaiki diri tidak mudah karena ia bagaikan kumpulan anak tangga, dimana menapakinya hanya dapat diraih dengan kesungguhan dan perjuangan.
Oleh karenanya, berikut beberapa langkah sederhana
dalam menapaki tangga perbaikan diri:


1. Niat yang Ikhlas
Karena memperbaiki diri merupakan sesuatu yang berat dan terdapat banyak rintangan yang dihadapi, oleh karena itu niat yang ikhlas merupakan jalan utama agar setiap rintangan dan tantangan terasa ringan. Tentu niat yang dimaksud adalah memperbaiki diri karena Nya, agar kita mendapatkan pahala dan ganjaran dari Nya, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 8:

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".


2. Bertekad, Berjuang dan Berdoa
Ketiga hal ini, merupakan suatu yang sangat penting untuk memacu jiwa dalam menapaki tangga perbaikan diri, yang terkadang dihiasi krikil, duri dan rintangan. Karena ketiganya bagaikan tiang pondasi dalam sebuah bangunan, yang dapat kokoh dan kuat bila semua unsurnya menyatu.

3.  Berilmu dan Mengamalkannya
Dalam menapaki tangga perbaikan diri, tentu harus memiliki ilmu yang benar (ilmu agama). Ilmu yang menapaki diri menuju ketaatan pada Nya, dengan ilmu teranglah antara kebaikan dan keburukan, benar dan salah, hitam dan putih. Oleh karena itu wajib bagi kita untuk menuntut dan mempelajari Ilmu agama (berdasar Al-Quran dan Sunnah, dengan pemahaman para sahabat Rodiyallahu ‘anhum), setelah berilmu lalu wajib mengamalkannya.


4. Memulai dari Hal-hal Kecil
Sebagaimana kita ketahui, bahwa bangunan yang besar terdiri dari kumpulan material yang kecil, tentu langkah sederhana untuk membantu memperbaiki diri adalah memulai dari hal-hal kecil, seperti berkata baik, berfikir positif, berbuat baik, menambah ilmu dan sebagainya, sehingga kita dapat melangkah menuju perbaikan yang lebih besar.

5. Memilih Sahabat dan Lingkungan Yang Baik
Salah satu faktor yang besar pengaruhnya bagi kepribadian seseorang adalah lingkungan persahabatan dan lingkungan sekitar. Sungguh Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam telah memberi peringatan besar akan pentingnya memilih sahabat, sebagaimana dalam sabda beliau :

“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (H.R Abu Daud dan Tirmidzi, disohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam silsilah Ash-Shohihah no. 927). 

Untuk penjelasannya (silahkan lihat disini bersahabat tanpa syarat ) dan untuk penjelasan lingkungan dapat dilihat dalam kisah yang akan dipaparkan selanjutnya.



6. Tidak Ada Kata Terlambat dalam Perbaikan
Ketahuilah bahwa memperbaiki diri adalah fitrah, setiap kita rindu dari kembali Pada Nya, rindu dalam ketaatan dan perbaikan. Dan kita semua mengetahui bahwa Allah Maha pengasih dan Penyayang, dan ia Maha Pengampun atas segala kesalahan hamba Nya selama matahari belum terbit dari barat dan ajal belum menjemput, sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam.

“Barang siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka Allah akan menerima taubatnya” (HR. Muslim).

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla, akan menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai ke kerongkongannya (baca: sakaratul maut).
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dengan status Hasan)

Dan kita umumnya telah mengetahui sebuah kisah,
tentang seorang yang memperbaiki diri dan kembali pada Nya, kisah tentang seseorang yang berhijrah dari keburukan menuju kebaikan, kisah seseorang yang telah membunuh 100 jiwa, yang ingin kembali dalam ketaatan pada Allah Subhanhu wa Ta’ala.

Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling ‘alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.

Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling ‘alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut, ”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang ‘alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu (yang dulu), karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.”

Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang ‘alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat ‘adzab. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. Namun malaikat ‘adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka.

Malaikat ini berkata,”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -penj). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.”
(HR. Bukhari dan Muslim no. 2766)

7. Memperbanyak Memahami dan Mempelajari Kisah Orang-orang yang
   Memperbaiki Diri di Jalan NYA.

Jika kita mempelajarinya dari Al-Quran, Sunnah, Siroh Nabi, Sahabat, ‘Ulama, dan orang-orang yang memperbaiki diri pada Nya. Tentu akan banyak langkah dan hikmah, dalam menapaki tangga perbaikan yang dapat kita terapkan dan pelajari.

___________

Mungkin, itulah beberapa langkah sederhana dalam menapaki tangga perbaikan, tulisan ini merupakan nasihat pribadi bagi penulis untuk senantiasa memperbaiki diri dan umumnya bagi kaum muslimin. Tulisan ini merupakan secuil rangkuman langkah sederhana dalam hijrah dan perbaiki diri.

Dan kita semua berharap, kita mampu menapaki tangga-tangga perbaikan diri di setiap waktu, dalam ketaatan pada Nya. Aaaminnnn
Wallahu A’lam

Diselesaikan Selasa, Pukul 11:33 WIB
25 Robi’ul Awal 1438 H/
24 Januari 2017

Depok, Jawa Barat

Entri Populer