Tampilkan postingan dengan label Dr. Aidh Al-Qorni. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dr. Aidh Al-Qorni. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 April 2017

Hari Ini Milik Anda

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Hari Ini Milik Anda



Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba.
Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari  Anda. Umur Anda, mungkin tinggal hari ini.

Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan. Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras.

Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama. Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak.

Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah
kamu termasuk orang yang bersyukur.}
(QS. Al-A'raf: 144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian. Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda):

Harimu adalah hari ini.

Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?

Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?

Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip:

aku hanya akan hidup hari ini.

Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan. Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati,
"Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja.
Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain.

Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur
kata dan tindak tandukku."

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam
hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan
berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan
buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka
aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah,
menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang
dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan,  Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu.
Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah
melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu.

Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi. "Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan." "Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam

"kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan
yang paling indah dan menyenangkan.


Karya Dr, Aidh Al Qorni

Buku La Tahzan halaman 6

Minggu, 02 Oktober 2016

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
Aidh Al-Qorni "La Tahzan""
 
Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah begadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang.
{Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.} (QS. Al-Maidah: 52).

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti datang  mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa, pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya-dan kedipan mata.
Kabarkan juga kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba. Saat Anda melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa di balik kejauhan itu terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan. Ketika Anda melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa, tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian. Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s. Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka "jendela" seraya berkata:
{Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.} (QS. Al-Anbiya': 69).

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s). Itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah, {Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.} (QS. Asy-Syu'ara: 62)

Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi Muhammad s.a.w. yang ma'shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka.

Sehingga, rasa aman, tenteram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar. Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib akan tetap tersembunyi, dan Sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Dikutip dari E-book Aidh Al-Qorni “la Tahzan” Halaman 19

Selasa, 06 September 2016

Yang Lalu Biar Berlalu

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Yang Lalu Biar Berlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi. Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali.

Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. 
Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada. Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam.

Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan. Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga.

Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah. Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"

"Aku benci khayalan," jawab keledai. Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puingpuing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin
bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya. Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

dikutip dari E-Book la tahzan
Dr. Aidh Al-Qorni
Halaman 6

Kamis, 30 Juni 2016

Sabar Itu Indah

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم





Sabar Itu Indah ...

Bersabar diri merupakan ciri orang-orang yang menghadapi pelbagai kesulitan  dengan lapang dada, kemauan yang keras, serta ketabahan yang besar.
Karena itu, jika kita tidak bersabar, maka apa yang bisa kita lakukan Apakah Anda memiliki solusi lain selain bersabar? Dan apakah Anda mengetahui senjata lain yang dapat kita gunakan selain kesabaran? Konon, seorang pembesar negeri ini memiliki 'ladang gembalaan' dan 'lapangan' yang selalu ditimpa musibah; setiap kali selesai dari satu kesulitan, kesulitan yang lain selalu datang mengunjunginya.

Meski demikian, ternyata ia tetap berlindung di balik perisai kesabaran dan mengenakan tameng keyakinan kepada Allah. Demikian itulah orang-orang mulia dan terhormat bertarung melawan setiap kesulitan dan menjatuhkan semua bencana itu terkapar di atas tanah. Syahdan, ketika menjenguk Abu Bakar yang sedang terbaring sakit, para sahabat berkata kepadanya, "Bolehkah kami panggilkan seorang tabib untuk mengobatimu?"
"Seorang tabib telah memeriksaku!," jawab Abu Bakar. Para sahabat pun bertanya, "Lalu apa yang ia katakan?"
la berkata, "Sesungguhnya aku boleh melakukan apa saja yang aku mau." Bersabarlah karena Allah! Dan sebaiknya Anda bersabar sebagaimana kesabaran orang yang yakin akan datangnya kemudahan, mengetahui tempat kembali yang baik, mengharap pahala, dan senang mengingkari kejahatan. Seberapa pun besar permasalahan yang Anda hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan.

Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan. Saya pernah membaca biografi sejumlah orang terkenal, dan saya tertegun dengan besarnya kesabaran dan agungnya ketabahan mereka. Deraan musibah itu mereka anggap sebagai tetesan air dingin yang memercik di kepala mereka.

Mereka tak tergoyahkan laksana gunung, dan menancap jauh ke dalam kebenaran. Dalam waktu singkat mereka dapat melupakan semua kesedihan itu dan wajah mereka kembali berbinar menyorotkan cahaya kemenangan. Bahkan, ada satu di antara mereka yang tidak hanya cukup bersabar, namun justru menghadang semua bencana itu dan berteriak lantang di hadapan musibah-musibah itu sambil menyatakan tantangannya.

~dikutip dari buku. E-Book  La Tahzan,~
karya DR. Aidh Al-Qorni
Halaman. 38

Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis!

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم







Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis!

Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan. Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah. Ahmad ibn Hanbal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab. 

Ibnu Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits.

Demikian halnya dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu ia menguasai qiraah sab'ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyian-nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.

Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, Anda harus melihat sisi yang paling terang darinya. Ketika seseorang memberi Anda segelas air lemon, Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian tubuhnya yang lain. Ketika disengat kala jengking, ketahuilah bahwa sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari bahaya bisa ular. Kendalikan diri Anda dalam berbagai kesulitan yang Anda hadapi! Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan melati yang harum kepada kami.

Dan, {Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.}
(QS. Al-Baqarah: 216)

Sebelum terjadi revolusi besar di Perancis, konon negara itu pernah memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang dari keduanya sangat optimistis dan yang seorang lagi pesimistis bahwa revolusi dan perubahan akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepala melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan yang optimistis selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap di langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah.

Adapun sastrawan yang pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam di depan penjara, dan kemudian menangis sedih. Begitulah, sebaiknya Anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu. Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah harapan, jalan keluar serta pahala.

~dikutip dari buku. E-Book  La Tahzan,~
karya Dr. Aidh Al-Qorni
Halaman. 20

Kamis, 18 Februari 2016

Melatih Diri

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم





Melatih Diri

SEHAT ITU FITRAH, sementara sakit itu petaka yang muncul tiba-tiba. Setiap manusia dilahirkan dengan fitrah. Jadi, riyadhah atau melatih diri hanya bisa dilakukan ketika kondisi sedang normal. Tak adanya gunanya melatih diri yang sedang ‘liar’. Binatang buas, bagaimanapun sudah di didik pada waktu kecil, setelah besar tetaplah buas.
Dalam diri setiap manusia terpendam tiga potensi atau kekuatan : nalar, nafsu dan amarah.  Orang yang diberi anugerah kemuliaan ilmu oleh tentu berusaha untuk mengembangkan potensi nalarnya hingga ke titik sempurna. Sebab, potensi inilah yang menjadikan manusia lebih utama dalam pandangan dibandingkan dengan binatang, sekaligus lebih menyerupai Malaikat. Disamping itu, potensi ini juga menjadi pengendali bagi dua potensi lainnya, yakni potensi nafsu dan amarah. Kedudukannya dalam diri manusia ibarat penunggang kuda. Karena itu, ia harus mampu mengendalikan kuda itu ke arah mana yang ia inginkan. Bahkan, jika  perlu ia bisa memberinya pelajaran. Begitulah, potensi nalar mesti mengungguli potensi lainnya, menggunakan dan menahan sesuai kehendaknya. Inilah tipe manusia sejati, manusia sebenar-benar manusia.
Plato mengatakan, “ Manusia sejati adalah manusia yang menjadikan potensi nalarnya sebagai potensi dominan ”. artinya, jika potensi nafsu yang melampaui, berarti ia telah keluar dari watak kemanusiannya, turun ke watak kebinatangan. Barang siapa melepas hawa nafsunya di padang gembala, lalu membuka kendalinya, berarti ia telah lepas dari jati dirinya dan lebih rendah kedudukannya dibanding binatang. Sebab, watak kebinatangan yang sejatinya ia lawan, malah dijadikannya wataknya. Demikian pula, apabila manusia dikuasai potensi amarah, ia akan menjadi binatang buas atau pemangsa yang kelaparan.
Karena itu, setiap manusia mesti melatih diri untuk memerangi potensi nafsu, menkalukan potensi amarah, mengikuti potensi nalar, sehingga ia mendekati Malaikat, dan terbebas dari perbudakan nafsu maupun amarah.
******

Melatih diri harus dilakukan secara pelan-pelan, setahap demi setahap, tak perlu terlalu keras-keras atau terlalu ketat. Biarkan diri kadang ingin, kadang enggan. Namun demikian, upaya melatih diri ini dapat dibantu dengan banyak cara ; banyak bergaul dengan orang-orang pilihan, menjauhi orang-orang jahat, mengkaji Al-Quran dan Hadits, merentangkan pikiran ke Surga dan Neraka, dan meneliti biografi orang-orang bijak dan ahli zuhud.
Seorang Ulama Salaf sangat menyukai makan buah manis. Maka ia siapkan buah manis itu dan memakannya setiap selesai mengerjakan sholat malam.
Al-Tsawri makan apa saja yang ia inginkan, tetapi ia menjalani ibadahnya sepanjang malam hingga Subuh. Setelah itu ia akan berkata,
“ Orang Negro menyuapi anaknya”.
Demikianlah ahli hakikat melatih diri secara berproses, sampai akhirnya mereka mampu menguasai dan menundukkannya. Seseorang tetangga Malik ibn Dinar bercerita. “ suatu malam aku mendengar Malik ibn Dinar berbicara sendiri,‘ nah begini seharusnya! ’. keesokan paginya aku bertanya, ‘ Saya lihat tak seorangpun dirumahmu tadi malam. Lalu, dengan siapa kamu bicara? ’ ia menjawab, ‘ Nafsu dalam diriku minta makan, tetapi aku menolaknya. Lalu ku haramkan ia makan tiga hari tiga malam. Setelah tiga hari terlewati, malamnya aku menemukan sesobek roti kering. Aku bergegas menghampirinya, dan kukatakan pada nafsuku, ‘tenanglah ! ini, kamu kuberi sepotong roti basah, makanlah !’ ia menjawab ‘cukup!’ dan Aku berkata ‘Nah, begini!’.
Jika nafsu mendapati dirimu giat, ia akan giat. Tetapi, jika ia mendapati dirimu malas, ia ingin agar engkau malas, sebagai diungkap syair :
Begitu seorang dermawan
Mengenal sifat kedermawanan
Ia akan ketagihan dan takut kehilangan.
Cara lain untuk melatih diri adalah mengintrospeksi diri setiap perbuatan dan perkataan, dosa dan kekurangan. Manakala latihan ini sempurna, diri akan memuji jerih payah yang sebelumnya ia caci-maki. Berkata Tsabit al-Banani, “ Dua puluh tahun lamanya ku arungi malam dengan penderitaan, dua puluh tahun kemudian kujalani malam dengan kebahagiaan.” Berkata pula Abu Yazid, “tak henti-hentinya kusetir diriku menuju seraya menangis, sampai akhirnya aku tertawa.”
Senada dengan itu, seorang penyair menulis :
Setiap mata terbuka
Tak henti-hentinya kumenangis dan tertawa
Sampai kubilas bulu mataku dengan darah
Tetapi setelah itu, jangan lupa memenuhi apa yang menjadi haknya, antara lain memenuhi apa saja keinginannya asal tidak tercela, dan tidak menghalangi tercapainya riyadhah. Sebab, jika semua keinginannya dicegah, hati akan buta, semangat akan mengendor, ibadah pun dilakukannya dengan terpaksa. Bukankah porsi diri di sisi lebih besar dibanding porsi ibadah? Itulah sebabnya kenapa memberi keringanan kepada musafir untuk tidak berpuasa. Misteri ini hanya mungkin dipahami oleh ulama yang benar-benar mendalam ilmunya []

Ditulis ulang dari buku
-      Ibnu Al-Jauzi –
Penerbit zaman, halaman 120

Entri Populer