Inilah Tujuh
Amalan Cerdas Bagi Muslim agar Hidup Bermanfaat Setiap Saat
dan
Mendapat Pahala yang Terus Mengalir
Manusia sebagai mahluk yang berakal, pasti akan berusaha untuk
memaksimalkan kesempatan hidupnya yang terbatas, untuk mendapatkan hasil yang
melimpah. Namun sayangnya, kebanyakan hanya berusaha memaksimalkannya di dunia,
seperti untuk mendapat uang, emas, harta, rumah dan sebagainya, padahal semua
benda tersebut akan hilang dan lenyap jika tidak digunakan dengan tepat.
Maka
sebagai seorang Muslim, kita wajib memaksimalkan waktu hidup yang terbatas
untuk beramal sholeh, telah berlalu orang-orang sholeh dari masa keemasan Islam,
yang kehadirannya terus dirasakan dalam amal yang telah dilakukannya. Sungguh
beruntung, orang yang mengambil jalan keletihan dalam amal kebaikan dan sungguh
cerdas, orang-orang yang menjalani kehidupan dengan penuh perhitungan untuk amal
kebaikannya kelak, sehingga langkah hidupnya tidak berlalu pada kesiaan dan
keburukan.
Dan tentu kita semua berharap menjadi manusia yang senantiasa
bermanfaat setiap saat, diantara bentuk manusia yang terbaik dapat kita lihat
dari sabda Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia”
(HR. Ahmad, at-Thobroni, ad-Daruquthi. dan hadits ini
dihasankan oleh syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’ no.3289)
Oleh karena itu, berikut beberapa bentuk amal yang dapat
bermanfaat setiap saat, bagi kita dan umumnya bagi kaum Muslimin yang di sabdakan Rosulullah dalam haditsnya
berikut ini, beserta penjelasan ringkas oleh Syaikh ‘Abdur Rozzaq bin ‘Abdul
Muhsin al-‘Abbad al-Badr.
[yang diterjemahkan dari al-Fawâid al-Mantsûrah, hlm. 11-15, yang
penulis kutip dari almanhaj.or.id]
Berikut hadits dan penjelasannya:
عَنْ
أَنَسٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلّمَ : سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ
مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ
غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا
يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya:
Dari Anas Rodhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, ” Rosûlullâh
Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang
hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu) :
Orang yang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur,
menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak
yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal”
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Kasyful Astâr,
hlm. 149. hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam shohihul
Jami’, no. 3602
1. Mengajarkan Ilmu.
Kata ilmu yang dimaksudkan disini adalah ilmu bermanfaat yang
bisa mengantarkan seseorang agar mengerti tentang agama mereka, bisa
mengenalkan Rabb dan sesembahan mereka; ilmu yang bisa menuntun mereka ke jalan
yang lurus; Ilmu yang dengannya bisa membedakan antara petunjuk dan kesesatan,
kebenaran dan kebathilan, serta halal dan haram. Dari sini, nampak jelas
besarnya keutamaan para ‘Ulama yang selalu mamberi nasehat dan para da’i yang
ikhlas. Merekalah (ibarat) pelita bagi manusia, penyangga negara, pembimbing
umat dan sumber hikmah. Hidup mereka merupakan kekayaan dan kematian mereka
adalah musibah. Karena mereka mengajari orang-orang yang tidak tahu,
mengingatkan yang lalai, serta menerangkan petunjuk kepada orang yang sesat.
Ketika salah seorang dari para ‘Ulama meninggal dunia, maka ilmunya akan tetap
abadi terwariskan di tengah masyarakat, buku karya dan perkataannya akan
senantiasa beredar. Masyarakat bisa memanfaatkan dan mengambil faidah dari buah
karya mereka. (Dengan sebab inilah) pahala akan terus mengalir, meski mereka
sudah berada dalam kuburan.
Dahulu banyak orang mengatakan, “Seorang yang berilmu
meninggal dunia sementara kitabnya masih ada.” Namun sekarang, suaranya (pun)
terekam dalam pita-pita kaset (atau kepingan CD) yang berisi pelajaran-pelajaran
ilmiyah, muhadhorah dan khuthbah-khuthbah yang sarat dengan manfaat, sehingga
generasi-generasi yang datang setelahnya bisa mengambil manfaat darinya.
Orang yang berpartisipasi dalam mencetak buku-buku yang
bermanfaat, dan menyebarkan buku-buku karya para ‘Ulama yang sarat dengan
faedah serta membagikan kaset-kaset ilmiyyah maka dia juga mendapatkan pahala
yang besar dari sisi Allâh Azza wa Jalla .
2. Mengalirkan Sungai
Maksudnya adalah membuat aliran-aliran sungai dari mata air
dan sungai induk, supaya airnya bisa sampai ke pemukiman masyarakat serta sawah
ladang mereka. Dengan demikian, manusia akan terhindar dari dahaga, tanaman
tersirami, serta binatang ternak mendapatkan air minum.
Betapa pekerjaan besar ini akan menghasilkan begitu banyak
kebaikan bagi manusia dengan membuat kemudahan bagi dalam mengakses air yang
merupakan unsur terpenting dalam kehidupan. Semisal dengan ini yaitu
mengalirkan air ke pemukiman masyarakat melalui pipa-pipa, begitu pula
menyediakan tandon-tandon air di jalan-jalan dan tempat-tempat yang mereka
butuhkan.
3. Menggali Sumur
Ini sama dengan penjelasan di atas. Dalam sebuah hadits
riwayat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu, Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
بَيْنَمَا
رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ
فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ
الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ
الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى
الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجْرًا فَقَالَ نَعَمْ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ
رَطْبَةٍ أَجْرٌ
Artinya:
Suatu ketika ada seorang lelaki yang menahan dahaga yang
teramat berat berjalan di jalan, lalu dia menemukan sumur. Dia turun ke sumur
itu lalu meminum kemudian keluar. Sekonyong-konyong dia mendapati seekor anjing
terengah menjulurkan lidahnya menjilat tanah karena saking hausnya. (Melihat
pemandangan ini,) lelaki itu mengatakan, ‘Anjing ini telah dahaga yang sama
dengan yang aku rasakan.’ Lalu dia turun ke sumur itu dan memenuhi sepatunya
dengan air lalu diminumkan ke anjing tersebut. Maka (dengan perbuatannya itu)
Allâh Azza wa Jalla bersyukur untuknya dan memberikan maghfirah (ampunan)-Nya.
Para shahabat bertanya, “Apakah kita bisa mendapatkan pahala dalam (pemeliharaan)
binatang ?” Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, pada setiap
nyawa itu ada pahala.” [HR. Bukhori, no. 2466 dan Muslim, no. 2244]
Ini pahala yang didapatkan oleh orang yang memberikan minum,
lalu bagaimana dengan orang yang menggali sumur yang dengan keberadaannya akan
tercukupi kebutuhan minum banyak orang dan bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.
4. Menanam Pohon Kurma
Telah diketahui bersama bahwa pohon kurma merupakan pohon
termulia dan memiliki banyak manfaat buat manusia. Maka barangsiapa menanam
pohon kurma dan mendermakan buahnya untuk kaum Muslimin, maka pahalanya akan
terus mengalir setiap kali ada orang memakan buahnya atau setiap kali ada yang
memanfaatkannya baik manusia maupun hewan.
Ini juga berlaku bagi siapa saja yang menanam segala macam
pohon yang bermanfaat bagi manusia. Penyebutan kurma dalam hadits di atas
secara khusus disebabkan keutamaan dan keistimewaan yang dimiliki oleh pohon
kurma.
5. Membangun Masjid
Masjid merupakan tempat yang paling dicintai Allâh Azza wa
Jalla. Sebuah tempat yang Allâh perintahkan untuk diangkat dan disebut nama-Nya
di sana. Apabila masjid telah dibangun maka di sana akan dilaksanakan shalat,
dibaca ayat-ayat al-Qur’ân, nama-nama Allâh Azza wa Jalla akan disebut,
ilmu-ilmu akan diajarkan, serta bisa menjadi tempat berkumpulnya kaum Muslimin,
masih banyak faedah-faedah yang lain. Masing-masing poin itu bisa menghasilkan
pahala.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan
عَنْ
عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يَقُوْلُ مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ
وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan,
“Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Barangsiapa yang membangun masjid untuk mencari wajah Allâh Azza wa
Jalla, maka Allâh Azza wa Jalla akan membangunkannya rumah yang sama di surga.
[ HR. Bukhori, no. 450 dan Muslim, no. 533]
6. Mewariskan al-Qur’ân
Ini bisa dilakukan dengan cara mencetak atau membeli mushaf
al-Qur’an lalu mewakafkannya di masjid-masjid dan majlis-majlis ilmu agar bisa
dimanfaatkan oleh kaum Muslimin. Orang yang mewakafkan mushaf al-Qur’an akan
mendapatkan pahala setiap kali ada orang yang membacanya, mentadabburi maknanya
dan mengamalkan kandungannya.
7. Mendidik Anak-anak
Memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak serta
berusaha maksimal membesarkan mereka dalam ketaqwaan dan kebaikan. Sehingga
diharapkan, mereka akan menjadi anak-anak yang berbakti dan shalih, yang
mendoakan kebaikan untuk kedua orang tua mereka, dan memohonkan rahmat serta
ampunan buat kedua orang tua mereka. Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa
sesungguhnya ini termasuk hal-hal yang masih bermanfaat bagi seseorang meski ia
sudah menjadi mayit.
Senada dengan hadits di awal yaitu hadits yang diriwayatkan
dari Abu Huroiroh Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
إِنَّ
مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا
عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ
مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا
أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ
يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Sesungguhnya diantara amal dan kebaikannya yang akan menyertai
seorang Mukmin setelah meninggalnya adalah, ilmu yang diajarkan dan
disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mushaf yang diwariskannya,
masjid yang dibangun, rumah persinggahan yang dibangun bagi orang yang sedang
menempuh perjalanan, sungai yang dialirkannya, sedekah yang dia keluarkan dari
hartanya saat masih sehat dan hidup akan menyertainya sampai meninggalnya” [
HR. Ibnu Majah, no. 242. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani
rahimahullah dalam Shahîh Sunan Ibni Majah, no. 198]
Juga hadits dari Abu Umamah al-Bahili Rodhiyallahu ‘anhu dari
Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَرْبَعَةٌ
تَجْرِي عَلَيْهِمْ أُجُوْرُهُمْ بَعْدَ الْمَوْتِ : مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي
سَبِيْلِ اللهِ وَ مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أُجْرِيَ لَهُ عَمَلُهُ مَا عَمِلَ بِهِ
وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَجْرُهَا يَجْرِي لَهُ مَا وُجِدَتْ وَرَجُلٌ
تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا فَهُوَ يَدْعُوْ لَهُ
Ada empat hal yang pahalanya tetap mengalir bagi pelakunya
setelah meninggalnya (yaitu) orang yang meninggal saat menjaga perbatasan dalam
jihad fi sabilillah, orang yang mengajarkan ilmu dia akan tetap diberi pahala
selama ilmunya itu diamalkan; Orang yang bersedekah maka pahalanya akan tetap
mengalir selama sedekah itu masih ada; dan orang yang meninggalkan anak shalih
yang mendo’akannya. [HR. Ahmad (5/260-261); ath-Thobroni, no. 7831. Hadits ini
dinilai hasan Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahîh al-Jâmi’, no. 877]
Juga hadits yang sangat populer yaitu hadits dari Abu Huroiroh
Rodhiyallahu ‘anhu, Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila seseorang sudah meninggal maka seluruh amalannya
terputus kecuali dari tiga perkara (yaitu) dari sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan dan anak shalih yang mendo’akannya. [HR. Muslim, no. 1631]
Ketika menjelaskan maksud dari shadaqah jariyah, sekelompok
para Ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah wakaf. Sebagian besar dari perkara-perkara
yang dipaparkan di atas termasuk shadaqah jariyah.
Dan sabdanya : (أَوْ
بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ) yang artinya rumah yang dibangun untuk
orang yang sedang melakukan perjalanan.
Di dalam potongan sabda beliau Shollallahu ‘alaihi wa sallam
ini terdapat isyarat keutamaan membangun rumah dan mewaqafkannya agar bisa
dimanfaatkan oleh kaum Muslimin secara umum, baik ibnu sabîl, para penuntut
ilmu, anak-anak yatim, para janda ataupun orang-orang fakir dan miskin.
Alangkah banyak kebaikan dan kemaslahan yang terealisasi dengan hal ini.
Terkadang hal-hal tersebut di atas memancing munculnya berbagai
amalan-amalan yang penuh barokah yang akan tetap menghasilkan pahala bagi
pelakunya meskipun dia sudah meninggal dunia.
Akhirnya, kita memohon kepada Allâh Azza wa Jalla agar Allâh
Azza wa Jalla memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk melakukan semua kebaikan
dan agar Allâh Azza wa Jalla senantiasa membantu kita dalam melakukan berbagai
aktifitas kebaikan dan senantiasa membimbing kita dalam meniti jalan petunjuk
(Selesai penjelasan Syaikh Abdur Rozzaq bin ‘Abdul Muhsin
al-‘Abbad al-Badr)
____________
Dari penjelasan diatas, kita semua berharap agar menjadi
manusia yang dapat bermanfaat setiap saat, walau ketika nyawa telah tiada. Oleh
karena itu marilah kita semua berusaha dan berdoa, untuk mencari amal pahala yang
kebaikannya terus mengalir, Semoga Allah mudahkan kita dalam beramal kebaikan,
aaminnnn.
Wallahu A’lam
Disusun,
Sabtu
2
Muharrom 1439 H
22
September 2017.