Tampilkan postingan dengan label Motivasi Islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi Islami. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 September 2017

Inilah Tujuh Amalan Cerdas Bagi Muslim agar Hidup Bermanfaat Setiap Saat dan Mendapat Pahala yang Terus Mengalir

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Inilah Tujuh Amalan Cerdas Bagi Muslim agar Hidup Bermanfaat Setiap Saat
dan Mendapat Pahala yang Terus Mengalir




Manusia sebagai mahluk yang berakal, pasti akan berusaha untuk memaksimalkan kesempatan hidupnya yang terbatas, untuk mendapatkan hasil yang melimpah. Namun sayangnya, kebanyakan hanya berusaha memaksimalkannya di dunia, seperti untuk mendapat uang, emas, harta, rumah dan sebagainya, padahal semua benda tersebut akan hilang dan lenyap jika tidak digunakan dengan tepat.

Maka sebagai seorang Muslim, kita wajib memaksimalkan waktu hidup yang terbatas untuk beramal sholeh, telah berlalu orang-orang sholeh dari masa keemasan Islam, yang kehadirannya terus dirasakan dalam amal yang telah dilakukannya. Sungguh beruntung, orang yang mengambil jalan keletihan dalam amal kebaikan dan sungguh cerdas, orang-orang yang menjalani kehidupan dengan penuh perhitungan untuk amal kebaikannya kelak, sehingga langkah hidupnya tidak berlalu pada kesiaan dan keburukan.
Dan tentu kita semua berharap menjadi manusia yang senantiasa bermanfaat setiap saat, diantara bentuk manusia yang terbaik dapat kita lihat dari sabda Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam berikut:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad, at-Thobroni, ad-Daruquthi. dan hadits ini dihasankan oleh syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’ no.3289)

Oleh karena itu, berikut beberapa bentuk amal yang dapat bermanfaat setiap saat, bagi kita dan umumnya bagi kaum Muslimin yang  di sabdakan Rosulullah dalam haditsnya berikut ini, beserta penjelasan ringkas oleh Syaikh ‘Abdur Rozzaq bin ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad al-Badr.
[yang diterjemahkan dari al-Fawâid al-Mantsûrah, hlm. 11-15, yang penulis kutip dari almanhaj.or.id]

Berikut hadits dan penjelasannya:

عَنْ أَنَسٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ : سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya:

Dari Anas Rodhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, ” Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu) : Orang yang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal”
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Kasyful Astâr, hlm. 149. hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam shohihul Jami’, no. 3602

1. Mengajarkan Ilmu.

Kata ilmu yang dimaksudkan disini adalah ilmu bermanfaat yang bisa mengantarkan seseorang agar mengerti tentang agama mereka, bisa mengenalkan Rabb dan sesembahan mereka; ilmu yang bisa menuntun mereka ke jalan yang lurus; Ilmu yang dengannya bisa membedakan antara petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan kebathilan, serta halal dan haram. Dari sini, nampak jelas besarnya keutamaan para ‘Ulama yang selalu mamberi nasehat dan para da’i yang ikhlas. Merekalah (ibarat) pelita bagi manusia, penyangga negara, pembimbing umat dan sumber hikmah. Hidup mereka merupakan kekayaan dan kematian mereka adalah musibah. Karena mereka mengajari orang-orang yang tidak tahu, mengingatkan yang lalai, serta menerangkan petunjuk kepada orang yang sesat. Ketika salah seorang dari para ‘Ulama meninggal dunia, maka ilmunya akan tetap abadi terwariskan di tengah masyarakat, buku karya dan perkataannya akan senantiasa beredar. Masyarakat bisa memanfaatkan dan mengambil faidah dari buah karya mereka. (Dengan sebab inilah) pahala akan terus mengalir, meski mereka sudah berada dalam kuburan.

Dahulu banyak orang mengatakan, “Seorang yang berilmu meninggal dunia sementara kitabnya masih ada.” Namun sekarang, suaranya (pun) terekam dalam pita-pita kaset (atau kepingan CD) yang berisi pelajaran-pelajaran ilmiyah, muhadhorah dan khuthbah-khuthbah yang sarat dengan manfaat, sehingga generasi-generasi yang datang setelahnya bisa mengambil manfaat darinya.
Orang yang berpartisipasi dalam mencetak buku-buku yang bermanfaat, dan menyebarkan buku-buku karya para ‘Ulama yang sarat dengan faedah serta membagikan kaset-kaset ilmiyyah maka dia juga mendapatkan pahala yang besar dari sisi Allâh Azza wa Jalla .

2. Mengalirkan Sungai

Maksudnya adalah membuat aliran-aliran sungai dari mata air dan sungai induk, supaya airnya bisa sampai ke pemukiman masyarakat serta sawah ladang mereka. Dengan demikian, manusia akan terhindar dari dahaga, tanaman tersirami, serta binatang ternak mendapatkan air minum.
Betapa pekerjaan besar ini akan menghasilkan begitu banyak kebaikan bagi manusia dengan membuat kemudahan bagi dalam mengakses air yang merupakan unsur terpenting dalam kehidupan. Semisal dengan ini yaitu mengalirkan air ke pemukiman masyarakat melalui pipa-pipa, begitu pula menyediakan tandon-tandon air di jalan-jalan dan tempat-tempat yang mereka butuhkan.

3. Menggali Sumur

Ini sama dengan penjelasan di atas. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu, Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجْرًا فَقَالَ نَعَمْ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
Artinya:
Suatu ketika ada seorang lelaki yang menahan dahaga yang teramat berat berjalan di jalan, lalu dia menemukan sumur. Dia turun ke sumur itu lalu meminum kemudian keluar. Sekonyong-konyong dia mendapati seekor anjing terengah menjulurkan lidahnya menjilat tanah karena saking hausnya. (Melihat pemandangan ini,) lelaki itu mengatakan, ‘Anjing ini telah dahaga yang sama dengan yang aku rasakan.’ Lalu dia turun ke sumur itu dan memenuhi sepatunya dengan air lalu diminumkan ke anjing tersebut. Maka (dengan perbuatannya itu) Allâh Azza wa Jalla bersyukur untuknya dan memberikan maghfirah (ampunan)-Nya. Para shahabat bertanya, “Apakah kita bisa mendapatkan pahala dalam (pemeliharaan) binatang ?” Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, pada setiap nyawa itu ada pahala.” [HR. Bukhori, no. 2466 dan Muslim, no. 2244]

Ini pahala yang didapatkan oleh orang yang memberikan minum, lalu bagaimana dengan orang yang menggali sumur yang dengan keberadaannya akan tercukupi kebutuhan minum banyak orang dan bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.

4. Menanam Pohon Kurma

Telah diketahui bersama bahwa pohon kurma merupakan pohon termulia dan memiliki banyak manfaat buat manusia. Maka barangsiapa menanam pohon kurma dan mendermakan buahnya untuk kaum Muslimin, maka pahalanya akan terus mengalir setiap kali ada orang memakan buahnya atau setiap kali ada yang memanfaatkannya baik manusia maupun hewan.
Ini juga berlaku bagi siapa saja yang menanam segala macam pohon yang bermanfaat bagi manusia. Penyebutan kurma dalam hadits di atas secara khusus disebabkan keutamaan dan keistimewaan yang dimiliki oleh pohon kurma.

5. Membangun Masjid

Masjid merupakan tempat yang paling dicintai Allâh Azza wa Jalla. Sebuah tempat yang Allâh perintahkan untuk diangkat dan disebut nama-Nya di sana. Apabila masjid telah dibangun maka di sana akan dilaksanakan shalat, dibaca ayat-ayat al-Qur’ân, nama-nama Allâh Azza wa Jalla akan disebut, ilmu-ilmu akan diajarkan, serta bisa menjadi tempat berkumpulnya kaum Muslimin, masih banyak faedah-faedah yang lain. Masing-masing poin itu bisa menghasilkan pahala.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يَقُوْلُ مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan,
“Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang membangun masjid untuk mencari wajah Allâh Azza wa Jalla, maka Allâh Azza wa Jalla akan membangunkannya rumah yang sama di surga.
[ HR. Bukhori, no. 450 dan Muslim, no. 533]

6. Mewariskan al-Qur’ân

Ini bisa dilakukan dengan cara mencetak atau membeli mushaf al-Qur’an lalu mewakafkannya di masjid-masjid dan majlis-majlis ilmu agar bisa dimanfaatkan oleh kaum Muslimin. Orang yang mewakafkan mushaf al-Qur’an akan mendapatkan pahala setiap kali ada orang yang membacanya, mentadabburi maknanya dan mengamalkan kandungannya.

7. Mendidik Anak-anak

Memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak serta berusaha maksimal membesarkan mereka dalam ketaqwaan dan kebaikan. Sehingga diharapkan, mereka akan menjadi anak-anak yang berbakti dan shalih, yang mendoakan kebaikan untuk kedua orang tua mereka, dan memohonkan rahmat serta ampunan buat kedua orang tua mereka. Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa sesungguhnya ini termasuk hal-hal yang masih bermanfaat bagi seseorang meski ia sudah menjadi mayit.
Senada dengan hadits di awal yaitu hadits yang diriwayatkan dari Abu Huroiroh Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

Sesungguhnya diantara amal dan kebaikannya yang akan menyertai seorang Mukmin setelah meninggalnya adalah, ilmu yang diajarkan dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mushaf yang diwariskannya, masjid yang dibangun, rumah persinggahan yang dibangun bagi orang yang sedang menempuh perjalanan, sungai yang dialirkannya, sedekah yang dia keluarkan dari hartanya saat masih sehat dan hidup akan menyertainya sampai meninggalnya” [ HR. Ibnu Majah, no. 242. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahîh Sunan Ibni Majah, no. 198]

Juga hadits dari Abu Umamah al-Bahili Rodhiyallahu ‘anhu dari Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَرْبَعَةٌ تَجْرِي عَلَيْهِمْ أُجُوْرُهُمْ بَعْدَ الْمَوْتِ : مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيْلِ اللهِ وَ مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أُجْرِيَ لَهُ عَمَلُهُ مَا عَمِلَ بِهِ وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَجْرُهَا يَجْرِي لَهُ مَا وُجِدَتْ وَرَجُلٌ تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا فَهُوَ يَدْعُوْ لَهُ

Ada empat hal yang pahalanya tetap mengalir bagi pelakunya setelah meninggalnya (yaitu) orang yang meninggal saat menjaga perbatasan dalam jihad fi sabilillah, orang yang mengajarkan ilmu dia akan tetap diberi pahala selama ilmunya itu diamalkan; Orang yang bersedekah maka pahalanya akan tetap mengalir selama sedekah itu masih ada; dan orang yang meninggalkan anak shalih yang mendo’akannya. [HR. Ahmad (5/260-261); ath-Thobroni, no. 7831. Hadits ini dinilai hasan Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahîh al-Jâmi’, no. 877]

Juga hadits yang sangat populer yaitu hadits dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu, Rosûlullâh Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila seseorang sudah meninggal maka seluruh amalannya terputus kecuali dari tiga perkara (yaitu) dari sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shalih yang mendo’akannya. [HR. Muslim, no. 1631]

Ketika menjelaskan maksud dari shadaqah jariyah, sekelompok para Ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah wakaf. Sebagian besar dari perkara-perkara yang dipaparkan di atas termasuk shadaqah jariyah.

Dan sabdanya :  (أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ) yang artinya rumah yang dibangun untuk orang yang sedang melakukan perjalanan.

Di dalam potongan sabda beliau Shollallahu ‘alaihi wa sallam ini terdapat isyarat keutamaan membangun rumah dan mewaqafkannya agar bisa dimanfaatkan oleh kaum Muslimin secara umum, baik ibnu sabîl, para penuntut ilmu, anak-anak yatim, para janda ataupun orang-orang fakir dan miskin. Alangkah banyak kebaikan dan kemaslahan yang terealisasi dengan hal ini.

Terkadang hal-hal tersebut di atas memancing munculnya berbagai amalan-amalan yang penuh barokah yang akan tetap menghasilkan pahala bagi pelakunya meskipun dia sudah meninggal dunia.

Akhirnya, kita memohon kepada Allâh Azza wa Jalla agar Allâh Azza wa Jalla memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk melakukan semua kebaikan dan agar Allâh Azza wa Jalla senantiasa membantu kita dalam melakukan berbagai aktifitas kebaikan dan senantiasa membimbing kita dalam meniti jalan petunjuk
(Selesai penjelasan Syaikh Abdur Rozzaq bin ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad al-Badr)


____________


Dari penjelasan diatas, kita semua berharap agar menjadi manusia yang dapat bermanfaat setiap saat, walau ketika nyawa telah tiada. Oleh karena itu marilah kita semua berusaha dan berdoa, untuk mencari amal pahala yang kebaikannya terus mengalir, Semoga Allah mudahkan kita dalam beramal kebaikan, aaminnnn.
Wallahu A’lam
Disusun, Sabtu
2 Muharrom 1439 H

22 September 2017.

Senin, 27 Februari 2017

Berkreasilah Sesukamu Dalam Perkara Dunia, Namun Jangan Dalam Perkara Agama

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Berkreasilah Sesukamu Dalam Perkara Dunia,
Namun Jangan ..?

Kreatifitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata oleh seseorang.

Kreatifitas tidaklah buruk, karena ia merupakan penyebab berkembangnya hal-hal yang dapat bermanfaat bagi manusia, seperti pengembangan kendaraan sepeda, dengan inovasi menambahkan mesin motor, sehingga menjadi sepeda motor, telephone kabel yang berinovasi menjadi telephone genggam (HP) dan berbagai inovasi dan kreasi lainnya, sehingga dapat memudahkan manusia.



Sebagai seorang Muslim, tentu kita dibolehkan berkreasi dalam perkara dunia, seperti menciptakan teknologi, inovasi pangan, dan produk-produk yang bermanfaat lainnya, yang tentunya tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariat Islam, seperti; kehalalan produk, cara mengolah, dampak produk (manfaat/tidak) dan sebagainya.

Hal ini dapat kita ketahui dalam kisah yang dijelaskan dalam kitab shohih Muslim berikut:

“Suatu ketika Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam melewati sahabatnya yang sedang mengawinkan kurma. Lalu beliau bertanya, “Apa ini?”
Para sahabat menjawab, “Dengan begini, kurma jadi baik, wahai Rosululloh!”
Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا لَصَلُحَ
“Seandainya kalian tidak melakukan seperti itu pun, niscaya kurma itu tetaplah bagus.” Setelah beliau berkata seperti itu, mereka lalu tidak mengawinkan kurma lagi, namun kurmanya justru menjadi jelek.

Ketika melihat hasilnya seperti itu, Nabi shollallahu ’alaihi wa sallam bertanya,

مَا لِنَخْلِكُمْ
“Kenapa kurma itu bisa jadi jelek seperti ini?
”Kata mereka, “Wahai Rosululloh, Engkau telah berkata kepada kita begini dan begitu….”

Kemudian beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
“Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.”  (HR. Muslim, no. 2363)

Dari hadits diatas, tentu kita dapat mengetahui bahwa diperbolehkan berinovasi dalam perkara dunia, yang dapat meningkatkan kemaslahatan, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.

Namun sebagai Muslim, kita tidak boleh (haram) berinovasi dalam agama (perkara ibadah) yang telah ditetapkan Allah dan Rosulnya dalam agama Islam, kita dilarang membuat tata cara ibadah baru yang tidak ada tuntunan dari Allah dan Rosul Nya.
Karena Allah telah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Maidah (5) ayat 3:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا

“..Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, serta Aku ridhoi Islam sebagai agama bagimu..”.

Dan Rosululloh shollallahu ’alaihi wa sallam juga bersabda:
“Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dalam urusan (agama) kami, maka ia tertolak.” Diriwayatkan oleh Muslim (hadits no. 1718).

Karena Agama Islam telah sempurna, ia “laksana air dalam gelas yang telah penuh dengan sempurna”, bila ada yang melakukan penambahan baru, tentu akan tumpah dan hilanglah bagian murni yang ada didalamnya.

Oleh karena itu cukuplah menjalankan perkara ibadah dengan apa yang telah sempurna dari Allah, yang dicontohkan Rosul-Nya yang memiliki sifat Shiddiq, dan Amanah –tidak mungkin ada perkara agama yang tidak disampaikannya-. Oleh karena itu tinggalkanlah segala hal yang diada-adakan oleh manusia dalam perkara ibadah (bukan dunia).

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Jabir bin Abdullah rodhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda dalam khutbahnya:

“Amma ba’du, bahwa sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah; sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad –shollallahu ‘alaihi wa sallam-, dan seburuk-buruknya perkara adalah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah. (HR. Muslim, no. 867).

Oleh karena itu, kita haram berinovasi dalam agama dan melakukan perkara-perkara baru yang dibuat-buat dalam agama (tidak ada pentunjuk dari Allah dan Rosul Nya), karena syariat Nya telah sempurna sebagaimana di jelaskan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 3 sebelumnya.
___________

Mungkin diantara kita masih ada yang bingung mengenai inti tulisan ini yakni tentang “larangan berkreasi/inovasi dalam agama (baca: bid’ah)”, atau mungkin ada yang sudah paham, namun tidak setuju dengan tulisan ini.

Ketahuilah bahwa tulisan kali ini hanyalah muqoddimah (pembuka) dari penulis, mengenai larangan melakukan kreasi dalam agama (baca: bid’ah) secara umum, dan untuk penjelasan detailnya silahkan download dan baca dari E-Book ataupun kajian ilmiah yang Insya Allah, akan diberikan di akhir tulisan ini.

Dan kita memohon pada Allah agar dimudahkan dalam memahami, mempelajari dan mengamalkan syariat Nya yang murni, karena Ia lah Pemilik dan Penentu cara beribadah pada Nya, dan kita berupaya semaksimal mungkin meninggalkan perkara yang diada-adakan, yang tidak Allah dan Rosul Nya tuntun dalam syariat Islam ini.

Maka berikut merupakan E-Book yang membahasnya, semoga Allah mudahkan kita dalam memahami Agama Nya yang Suci dari segala penyimpangan, silahkan baca dan download di link dibawah ini (semoga bermanfaat):





Download kajian ilmiah Ustadz Dr.Firanda Andirja. M.A

Jumat, 03 Februari 2017

Lima Jawaban Cerdas Menolak Ajakan Pacaran, Dampak dan Solusinya

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Lima Jawaban Cerdas
Menolak Ajakan Pacaran, Dampak dan Solusinya


Cinta kepada lain jenis merupakan suatu hal yang fitrah, karena sebab cinta lah keberlangsungan hidup manusia dapat terjaga, dan bagi siapa yang menyimpang darinya  maka ia telah keluar dari fitrahnya sebagai manusia, seperti kaum ‘Ad (kaumnya Nabi Luth ‘alaihi sallam), pelaku LGBT, dan sejenisnya.

Namun tidak berarti setiap orang dapat menjadikan fitrah tersebut sebebasnya, karena Allah telah mengatur fitrah tersebut dalam syariat Nya yang kokoh dan suci yakni pernikahan, dan siapa saja mengambil jalan diluar “pernikahan ”, maka ia telah keluar dari jalan kemuliaan, dan sedang menuju jalan kehinaan -semoga Allah melindungi kita dari kehinaan-.

Oleh karena itu, wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah untuk menjaga dirinya dari jalan-jalan menuju dosa zina, seperti pacaran, berdua-duaan, mengumbar perasaan dan sebagainya, karena setan memiliki banyak jalan dalam menyengsarakan manusia, dan ketahuilah, jalan setan begitu lembut dan halus.
Namun pada kesempatan kali ini, kita akan menjelaskan mengenai jawaban cerdas menolak pacaran -umumnya ditanyakan pada remaja wanita-, dampak pacaran, dan solusinya. Berikut penjelasannya, semoga bermanfaat:

1. Jika ada yang berkata:
Kamu mau nggak jadi pacarku? Aku akan menjaga kamu, mengayomi kamu dan membimbing kamu menjadi lebih baik!

Jawab aja gini:

TIDAK, bagaimana engkau bisa menjagaku? sedang kini engkau menggiringku ke neraka Nya, apakah engkau telah memiliki kuasa untuk melawan perintah Nya, sedangkan api dari korek saja engkau tak tahan panasnya, bagaimana lagi dengan neraka dan siksa Nya? Serta apakah mungkin seseorang bisa menjadi lebih baik, ketika sang mahluk melakukan maksiat pada Pencipta dirinya? Jadi maaf, aku tidak pacaran karena Nya dan aku hanya berharap mendapat ridho Nya, dengan jalan yang dimuliakan Nya yakni “menikah”. Jadi, Aku pilih taat, (No Maksiat!)

2. Jika ada yang berkata:
Maukah engkau menjadi pacarku? Aku pasti akan menikahimu!

Jawab aja gini:

Yang besok mau nikah aja belum tentu jadi, apa lagi yang pacaran?
Dan kita semua tahu, setiap tujuan yang baik harus digapai pula dengan cara yang baik.
Jadi aku tidak pacaran karena Nya, dan berharap ganjaran Nya.

3. Jika ada yang berkata:
Kamu mau nggak jadi pacarku? Coba lihat deh, yang lain aja pacaran masa kita enggak?

Jawab aja gini:

Apakah jika semua manusia menjatuhkan dirinya ke jurang, engkau akan mengikutinya? Pasti tidak, dan ketahuilah lisan manusia tidak dapat menaikan atau menurunkan derajat seseorang, kecuali diri Nya. Maka aku pilih taat pada perintah Nya, dan memperbaiki diri karena Nya.

4. Jika ada yang berkata:
Kamu mau nggak jadi pacarku?, Kita kan masih muda! Nikmatin aja dulu masa muda ini dengan cinta yang berbunga-bunga!

Jawab aja gini:

Maaf, aku tidak pacaran karena ini perintah Nya,
Dan ketahuilah bahwa maut tidak datang ketika masa tua saja! Bahkan anak kecil yang diharapkan masa depannya (oleh orang tuanya, penj) direnggut oleh  maut? Apalagi kita?, apakah engkau kira dapat aman dari maut, sedang ia tidak terduga datangnya, sedang engkau kini mengajakku pada murka Nya? Dan ketahuilah maut mengintai kita semua.


5. Jika ada yang berkata:
Kamu mau nggak jadi pacarku?, Aku akan ..............................”

Jawab aja gini:

Allah Subhahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat “ Al-Isro” ayat “32”  yang artinya:  “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.
Atau
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dalam hadits shohih “....”.
(Maksudnya ialah menggunakan jawaban Al-Quran ataupun Hadits, karena ini merupakan jawaban terkokoh dan terkuat).

Pastikan Ketika Menolak:
1. Tidak berdua-duaan, karena sangat mudah dihasut setan.
2. Tegas dan santun, karena sejatinya kita tengah berdakwah padanya.
3. Gunakan dalil Al-Quran dan As-Sunnah dalam menolaknya, karena ia sekuat-kuat hujjah.
4. Bersabar, karena setiap ketaatan pada Nya, terkadang dirintangi ujian.
5. Berdoa pada Allah, agar ia (yang mengajak pacaran) mendapat hidayah karena mungkin ia belum mengetahui tentang larangan mendekati zina.
6. Jangan memancing atau mengumbar perasaan setelahnya, baik secara terang-terangan atau secara tidak langsung (menanyakan kabar, like foto, dan sejenisnya).

Solusi Dari Pergejolakan Hati adalah Menikah,

“dari Ibnu ‘Abbas, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai, semisal pernikahan ” (Hadits riwayat Ibnu Majah, no. 1847. Dikatakan shohih oleh syaikh Al-Albani).

Jika ada pelaku pacaran yang berargumen dengan pacaran Islami, maka kita dapat menjawab dengan permisalan berikut, apakah jika “minuman keras yang haram, dapat diperbolehkan karena diberi label halal?” maka janganlah engkau lihat label yang disematkan, lihat hakikat isi dan kenyataannya. Untuk penjelasannya silahkan lihat (klik menyoal pacaran islami, baca hingga selesai agar jelas).

Renungan Kasus Musibah Pacaran yang Berujung Zina

Pada kesempatan kali ini, penulis tidak akan memaparkan berita dan kasus perzinaan yang di awali pacaran, karena begitu banyaknya kasus yang terjadi. Maka berpikirlah bagi orang yang berakal, namun penjelasan yang lebih penting adalah dampak dan dosa zina, karena ia adalah muara penyesalan dari nikmatnya kemaksiatan penulis kutip dari almanhaj.or.id).

27 Dampak Perzinaan Negatif Zina:

1. Zina mengurangi agama seseorang
2. Zina menghilangkan sifat wara’ (baca: waro’, lihat penjelasannya disini)
3. Zina merusak kehormatan dan harga diri
4. Zina mengurangi sifat cemburu
5. Pezina mendapatkan murka Allah Azza wa jalla.
6. Zina menghitamkan wajah dan menjadikannya gelap
7. Zina menggelapkan hati dan menghilang cahayanya
8.  Zina mengakibatkan kefakiran yang terus menerus.

9. Zina menghilangkan kesucian pelakunya dan menjatuh nilainya dihadapan Rabbnya dan dihadapan manusia.

10. Zina mencopot sifat dan julukan terpuji seperti ‘iffah, baik, adil, amanah dari pelakunya serta menyematkan sifat cela seperti fajir, pengkhianat, fasiq dan pezina.

11. Pezina menyeburkan diri pada adzab di sebuah tungku api neraka yang bagian atasnya sempit dan bawahnya luas. Sebuah tempat yang pernah disaksikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyiksa para pezina. [HR al-Bukhâri dalam shahihnya dari sahabat Samurah bin Jundab Radhiyallahu anhu].

12. Zina menghilangkan nama baik dan menggantinya dengan al khabîts, sebuah gelar yang sematkan buat para pezina

13. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kegelisahan hati buat para pezina

14. Zina menghilangkan kewibawaan. Wibawanya akan di cabut dari hati keluarga, teman-
temannya dan yang lain

15. Manusia memandangnya sebagai pengkhianat. Tidak ada seorangpun yang bisa mempercayainya mengurusi anak dan istrinya

16. Allah Azza wa jallamemberikan rasa sumpek dan susah dihati pezina
17. Pezina telah menghilangkan kesempatan dirinya untuk mendapatkan kenikmatan bersama bidadari di tempat tinggal indah di syurga

18. Perbuatan zina mendorong pelakunya berani durhaka kepada kedua orang tua, memutus kekerabatan, bisnis haram, menzhalimi orang lain dan menelantarkan istri dan keluarga
19. Perbuatan zina dikelilingi oleh perbuatan maksiat lainnya. Jadi perbuatan nista ini tidak akan terealisasi kecuali dengan didahului, dibarengi dan diiringi beragam maksiat lainnya. Perbuatan keji menyebabkan keburukan dunia dan akhirat

20. Pelaku zina wajib diberi sanksi; pezina yang belum menikah didera seratus kali dan diasingkan selama setahun dari daerahnya sedangkan pelaku yang pernah menikah atau masih berkeluarga dirajam (dilempari) batu sampai mati

21. Zina merusak nasab.
22. Zina menghancurkan kehormatan dan harga diri orang

23. Zina menyebabkan tersebarnya waba penyakit berbahaya, tha’un (lepra) dan tersebarnya penyakit kelamin yang umumnya sulit diobati, minimal penyakit syphilis


24. Perbuatan zina membuka peluang bagi keluarganya untuk terjerumus dalam perbuatan serupa. Dalam pepatah dikatakan :

كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ
Engkau akan dibalas sesuai dengan perbuatanmu


25. Zina menyebab balasan amalan shalihnya hilang sehingga ia bangkrut pada hari kiamat.

26. Dihari kiamat pelaku zina akan dihadapkan pada orang yang istrinya dizinai untuk diambil pahala kebaikannya sesuka sang suami sehingga tidak tersisa kebaikan sedikitpun.

27. tubuh seperti tangan, kaki, kulit, telinga, mata dan lisan akan memberikan persaksian yang menyakitkan. Allah Azza wa jalla berfirman :

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. [an-Nûr/ 24:24].


Solusi bagi yang pacaran: (wajib berhenti dan bertaubat)

1. Segeralah berhenti dan putuskan hubungan haram tersebut.
2. Bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya.
3. Berdoa pada Allah agar dimudahkan dalam ketaatan dan dijauhkan dari kemaksiatan
4. Segera menikah jika telah mampu, atau jika belum mampu dengan berpuasa.
5. Mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh dan mengamalkannya.
6. Mengisi waktu dengan memperbaiki diri dan hal-hal bermanfaat

Bagi yang mungkin ingin segera menikah dan sedang mencari calonnya, silahkan baca artikel ini:

Bagi yang sedang jatuh hati (kasmaran), silahkan baca artikel ini:



Itulah beberapa penjelasan mengenai pacaran, dampak dan solusinya, semoga bermanfaat. Kita semua berdoa agar Allah jauhkan kita dari perangkap-perangkap setan. 

Wallahu A’lam


____________________

Ditulis,
Jumat, 01 Jumadil Awwal 1438H/
03 Februari 2017 

Depok, Jawa Barat

Sabtu, 28 Januari 2017

Belajar dari tiga pengendara, termasuk manakah anda?

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Belajar dari tiga pengendara, termasuk manakah anda?


Manusia sebagai mahluk yang diciptakan dengan akal, tentu dapat mengambil hikmah dan pembelajaran atas setiap kejadian yang ada disekitarnya, diantaranya pada pengendara motor yang sering dijumpai, pertanyaannya adalah pembelajaran apa yang dapat diambil darinya? Berikut tiga pengendara tersebut:

Pengendara A
Suatu ketika, seorang pengendara motor (A) ingin menuju suatu tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju alamat yang ditujunya. Maka ia pun berusaha mencarinya sendiri, dengan menelusuri setiap lini jalan kota, namun akhirnya ia tidak pernah menemukan alamat yang di carinya.

Pengendara B
Suatu ketika, seorang pengendara motor (B) ingin menuju suatu tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju tempat yang ditujunya. Akhirnya ia pun bertanya, pada seorang anak muda dan mencukupkan diri pada jawabannya. Setelah diberitahu oleh anak muda itu, akhirnya pengendara tersebut melanjutkan perjalanannya, namun akhirnya ia tersesat dan tidak pernah menemukan jalan yang ditujunya.

Pengendara C
Suatu ketika, seorang pengendara motor (C) ingin menuju suatu tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju tempat yang ditujunya. Tapi sebelum pergi menuju tempat yang ditujuinya, pengendara tersebut telah mempelajari jalan raya (protokol) menuju alamat yang dicarinya. Namun, pengendara tersebut belum pula menemukan alamat yang ditujunya, oleh karena itu pengendara tersebut bertanya pada warga sekitar.
Namun, pengendara tersebut  masih belum menemukan alamat yang ditujunya, maka ia pun menjalankan kendaraannya dan kembali bertanya pada warga lain hingga beberapa kali, hingga akhirnya ia berhasil menemukan alamat yang ditujunya.


Ketiga pengendara diatas merupakan bentuk permisalan sederhana mengenai potret kehidupan, ketika menyikapi “ketidak tahuan” pada diri seseorang. Jika kita melihat permisalan di atas, tentu terdapat pembelajaran dari ketiga pengendara tersebut.

Pembelajaran Pengendara A dan B

Jika kita melihat kedua pengendara tersebut, maka “pengendara A” merupakan contoh dari “kebodohan dan kesombongan”, mengapa?

Karena setiap orang yang menutup diri dari pembelajaran, maka ia adalah mahluk yang bodoh dan tentu karena merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, ia termasuk orang yang sombong, karena salah satu do’a yang Allah perintahkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah meminta tambahan ilmu,
sebagaimana dalam firman Nya,
dalam Al-Quran Surat Tho-ha ayat 114 yang artinya:

“ Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan".

Dan untuk “pengendara B” ia merupakan contoh dari “fanatisme buta yang terkurung dalam batasan tembok”, pengendara B jika dibandingkan dengan pengendara A, tentu ia lebih baik darinya.

Namun keurangan pengendara tersebut ialah membatasi diri pada satu sumber ilmu, tentu kita semua mengetahui bahwa para ‘Ulama di zaman dahulu memiliki banyak guru, dan tidak membatasi ilmu pada seseorang, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat benar dan salah.

Dan orang yang membatasi ilmu, sejatinya ia telah membangun tembok penjara untuk dirinya, sehingga terkungkung dalam kebodohan dan biasanya sulit menerima kebenaran ~semoga Allah lindungi kita dari sikap fanatik buta~

Pembelajaran Pengendara C

Pengendara ini merupakan pengendara yang cerdas,
karena ia tidak membatasi ilmu dan juga terus berusaha mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu Allah itu luas,
dan tentu orang yang membatasi ilmu Allah adalah orang bodoh.
Maka tentu orang yang senantiasa mempelajari ilmu karena Nya adalah orang yang cerdas, karena dengan ilmu teranglah yang sebelumnya gelap, dan jelaslah antara halal dan haram, yang haq dan batil, dan sebagainya.

Hikmah:

1. Bertanya dan belajar pada ahlinya, agar selamat dan tidak tersesat,  karena pandai berbicara saja tidak cukup, bila yang dikatakan bukan ahlinya.

2.  Jika dalam hal sederhana saja (misalnya mencari alamat, dll) kita harus bertanya saat tidak mengetahuinya, maka tentulah menjadi lebih wajib bagi kita untuk bertanya tentang “perkara agama” yang tidak kita ketahui (tentu, bertanya pada yang ahli dibidangnya~ penj), karena kebodohan dapat menjerumuskan pada kemaksiatan.

3. Terus belajar dan tidak membatasi diri pada pendapat seseorang, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal ilmu, pemahaman dan sebagainya, sehingga kita perlu belajar pada orang lain untuk melengkapinya. Terutama dalam mempelajari ilmu agama, ~semoga Allah mudahkan jalan bagi kita mempelajari ilmu agama Nya yang haq dan mengamalkannya, aaminnnn~

4.  Terus berjuang, berusaha dan berdoa, karena hambatan untuk kebaikan akan selalu datang, baik dari dalam dan luar diri, maka kita harus terus berjuang, berusaha dan berdoa pada Nya ketika mempelajari ilmu (terutama ilmu Agama)

Mungkin itulah beberapa pembelajaran dan hikmah yang dapat diambil, dan tentu pembaca semua dapat menambahkan sendiri” pembelajaran dan hikmah” yang dijelaskan di tulisan kali ini, semoga bermanfaat. Dan kita semua berharap agar dimudahkan dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu agama Nya. aaaminnnn.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 43:

“........ maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui”


Lihat keutamaan menuntut ilmu syar’i (disini)

Wallahu A’lam.


_______________________


Diperbarui:
Ahad, 1 jummadil awwal 1438 H/
29 Januari 2017

Depok, Jawa Barat

Entri Populer