Senin, 27 Februari 2017

Berkreasilah Sesukamu Dalam Perkara Dunia, Namun Jangan Dalam Perkara Agama

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Berkreasilah Sesukamu Dalam Perkara Dunia,
Namun Jangan ..?

Kreatifitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata oleh seseorang.

Kreatifitas tidaklah buruk, karena ia merupakan penyebab berkembangnya hal-hal yang dapat bermanfaat bagi manusia, seperti pengembangan kendaraan sepeda, dengan inovasi menambahkan mesin motor, sehingga menjadi sepeda motor, telephone kabel yang berinovasi menjadi telephone genggam (HP) dan berbagai inovasi dan kreasi lainnya, sehingga dapat memudahkan manusia.



Sebagai seorang Muslim, tentu kita dibolehkan berkreasi dalam perkara dunia, seperti menciptakan teknologi, inovasi pangan, dan produk-produk yang bermanfaat lainnya, yang tentunya tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariat Islam, seperti; kehalalan produk, cara mengolah, dampak produk (manfaat/tidak) dan sebagainya.

Hal ini dapat kita ketahui dalam kisah yang dijelaskan dalam kitab shohih Muslim berikut:

“Suatu ketika Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam melewati sahabatnya yang sedang mengawinkan kurma. Lalu beliau bertanya, “Apa ini?”
Para sahabat menjawab, “Dengan begini, kurma jadi baik, wahai Rosululloh!”
Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا لَصَلُحَ
“Seandainya kalian tidak melakukan seperti itu pun, niscaya kurma itu tetaplah bagus.” Setelah beliau berkata seperti itu, mereka lalu tidak mengawinkan kurma lagi, namun kurmanya justru menjadi jelek.

Ketika melihat hasilnya seperti itu, Nabi shollallahu ’alaihi wa sallam bertanya,

مَا لِنَخْلِكُمْ
“Kenapa kurma itu bisa jadi jelek seperti ini?
”Kata mereka, “Wahai Rosululloh, Engkau telah berkata kepada kita begini dan begitu….”

Kemudian beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
“Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.”  (HR. Muslim, no. 2363)

Dari hadits diatas, tentu kita dapat mengetahui bahwa diperbolehkan berinovasi dalam perkara dunia, yang dapat meningkatkan kemaslahatan, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.

Namun sebagai Muslim, kita tidak boleh (haram) berinovasi dalam agama (perkara ibadah) yang telah ditetapkan Allah dan Rosulnya dalam agama Islam, kita dilarang membuat tata cara ibadah baru yang tidak ada tuntunan dari Allah dan Rosul Nya.
Karena Allah telah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Maidah (5) ayat 3:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا

“..Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, serta Aku ridhoi Islam sebagai agama bagimu..”.

Dan Rosululloh shollallahu ’alaihi wa sallam juga bersabda:
“Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dalam urusan (agama) kami, maka ia tertolak.” Diriwayatkan oleh Muslim (hadits no. 1718).

Karena Agama Islam telah sempurna, ia “laksana air dalam gelas yang telah penuh dengan sempurna”, bila ada yang melakukan penambahan baru, tentu akan tumpah dan hilanglah bagian murni yang ada didalamnya.

Oleh karena itu cukuplah menjalankan perkara ibadah dengan apa yang telah sempurna dari Allah, yang dicontohkan Rosul-Nya yang memiliki sifat Shiddiq, dan Amanah –tidak mungkin ada perkara agama yang tidak disampaikannya-. Oleh karena itu tinggalkanlah segala hal yang diada-adakan oleh manusia dalam perkara ibadah (bukan dunia).

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Jabir bin Abdullah rodhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda dalam khutbahnya:

“Amma ba’du, bahwa sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah; sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad –shollallahu ‘alaihi wa sallam-, dan seburuk-buruknya perkara adalah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah. (HR. Muslim, no. 867).

Oleh karena itu, kita haram berinovasi dalam agama dan melakukan perkara-perkara baru yang dibuat-buat dalam agama (tidak ada pentunjuk dari Allah dan Rosul Nya), karena syariat Nya telah sempurna sebagaimana di jelaskan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 3 sebelumnya.
___________

Mungkin diantara kita masih ada yang bingung mengenai inti tulisan ini yakni tentang “larangan berkreasi/inovasi dalam agama (baca: bid’ah)”, atau mungkin ada yang sudah paham, namun tidak setuju dengan tulisan ini.

Ketahuilah bahwa tulisan kali ini hanyalah muqoddimah (pembuka) dari penulis, mengenai larangan melakukan kreasi dalam agama (baca: bid’ah) secara umum, dan untuk penjelasan detailnya silahkan download dan baca dari E-Book ataupun kajian ilmiah yang Insya Allah, akan diberikan di akhir tulisan ini.

Dan kita memohon pada Allah agar dimudahkan dalam memahami, mempelajari dan mengamalkan syariat Nya yang murni, karena Ia lah Pemilik dan Penentu cara beribadah pada Nya, dan kita berupaya semaksimal mungkin meninggalkan perkara yang diada-adakan, yang tidak Allah dan Rosul Nya tuntun dalam syariat Islam ini.

Maka berikut merupakan E-Book yang membahasnya, semoga Allah mudahkan kita dalam memahami Agama Nya yang Suci dari segala penyimpangan, silahkan baca dan download di link dibawah ini (semoga bermanfaat):





Download kajian ilmiah Ustadz Dr.Firanda Andirja. M.A


EmoticonEmoticon

Entri Populer