Belajar
dari tiga pengendara, termasuk manakah anda?
Manusia sebagai mahluk yang diciptakan dengan akal, tentu
dapat mengambil hikmah dan pembelajaran atas setiap kejadian yang ada
disekitarnya, diantaranya pada pengendara motor yang sering dijumpai,
pertanyaannya adalah pembelajaran apa yang dapat diambil darinya? Berikut tiga
pengendara tersebut:
Pengendara A
Suatu ketika, seorang pengendara motor (A) ingin menuju suatu
tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju alamat yang
ditujunya. Maka ia pun berusaha mencarinya sendiri, dengan menelusuri setiap
lini jalan kota, namun akhirnya ia tidak pernah menemukan alamat yang di
carinya.
Pengendara B
Suatu ketika, seorang pengendara motor (B) ingin menuju suatu
tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju tempat yang
ditujunya. Akhirnya ia pun bertanya, pada seorang anak muda dan mencukupkan diri
pada jawabannya. Setelah diberitahu oleh anak muda itu, akhirnya pengendara tersebut
melanjutkan perjalanannya, namun akhirnya ia tersesat dan tidak pernah
menemukan jalan yang ditujunya.
Pengendara C
Pengendara C
Suatu ketika, seorang pengendara motor (C) ingin menuju suatu
tempat di kota Jakarta, namun ia mengalami kesulitan menuju tempat yang
ditujunya. Tapi sebelum pergi menuju tempat yang ditujuinya, pengendara
tersebut telah mempelajari jalan raya (protokol) menuju alamat yang dicarinya.
Namun, pengendara tersebut belum pula menemukan alamat yang ditujunya, oleh
karena itu pengendara tersebut bertanya pada warga sekitar.
Namun, pengendara tersebut masih belum menemukan alamat yang ditujunya,
maka ia pun menjalankan kendaraannya dan kembali bertanya pada warga lain hingga
beberapa kali, hingga akhirnya ia berhasil menemukan alamat yang ditujunya.
Ketiga pengendara diatas merupakan bentuk permisalan sederhana
mengenai potret kehidupan, ketika menyikapi “ketidak tahuan” pada diri
seseorang. Jika kita melihat permisalan di atas, tentu terdapat pembelajaran
dari ketiga pengendara tersebut.
Pembelajaran Pengendara A dan B
Jika kita melihat kedua pengendara tersebut, maka “pengendara
A” merupakan contoh dari “kebodohan dan kesombongan”, mengapa?
Karena setiap orang yang menutup diri dari pembelajaran, maka ia adalah mahluk yang bodoh dan tentu karena merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, ia termasuk orang yang sombong, karena salah satu do’a yang Allah perintahkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah meminta tambahan ilmu,
sebagaimana dalam firman Nya,
dalam Al-Quran Surat Tho-ha ayat 114 yang artinya:
Karena setiap orang yang menutup diri dari pembelajaran, maka ia adalah mahluk yang bodoh dan tentu karena merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, ia termasuk orang yang sombong, karena salah satu do’a yang Allah perintahkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah meminta tambahan ilmu,
sebagaimana dalam firman Nya,
dalam Al-Quran Surat Tho-ha ayat 114 yang artinya:
“ Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku
ilmu pengetahuan".
Dan untuk “pengendara B” ia merupakan contoh dari “fanatisme
buta yang terkurung dalam batasan tembok”, pengendara B jika dibandingkan
dengan pengendara A, tentu ia lebih baik darinya.
Namun keurangan pengendara tersebut ialah membatasi diri pada satu sumber ilmu, tentu kita semua mengetahui bahwa para ‘Ulama di zaman dahulu memiliki banyak guru, dan tidak membatasi ilmu pada seseorang, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat benar dan salah.
Namun keurangan pengendara tersebut ialah membatasi diri pada satu sumber ilmu, tentu kita semua mengetahui bahwa para ‘Ulama di zaman dahulu memiliki banyak guru, dan tidak membatasi ilmu pada seseorang, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat benar dan salah.
Dan orang yang membatasi ilmu, sejatinya ia telah membangun tembok penjara untuk dirinya, sehingga terkungkung dalam kebodohan dan biasanya sulit menerima kebenaran ~semoga Allah lindungi kita dari sikap fanatik buta~
Pembelajaran Pengendara C
Pengendara ini merupakan pengendara yang cerdas,
karena ia tidak membatasi ilmu dan juga terus berusaha mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu Allah itu luas,
dan tentu orang yang membatasi ilmu Allah adalah orang bodoh.
Maka tentu orang yang senantiasa mempelajari ilmu karena Nya adalah orang yang cerdas, karena dengan ilmu teranglah yang sebelumnya gelap, dan jelaslah antara halal dan haram, yang haq dan batil, dan sebagainya.
Hikmah:
1. Bertanya dan belajar pada
ahlinya, agar selamat dan tidak tersesat,
karena pandai berbicara saja tidak cukup, bila yang dikatakan bukan
ahlinya.
2. Jika dalam hal sederhana
saja (misalnya mencari alamat, dll) kita harus bertanya saat tidak
mengetahuinya, maka tentulah menjadi lebih wajib bagi kita untuk
bertanya tentang “perkara agama” yang tidak kita ketahui (tentu, bertanya
pada yang ahli dibidangnya~ penj), karena kebodohan dapat menjerumuskan pada
kemaksiatan.
3. Terus belajar dan tidak
membatasi diri pada pendapat seseorang, karena setiap orang memiliki kelebihan
dan kekurangan dalam hal ilmu, pemahaman dan sebagainya, sehingga kita perlu
belajar pada orang lain untuk melengkapinya. Terutama dalam mempelajari ilmu
agama, ~semoga Allah mudahkan jalan bagi kita mempelajari ilmu agama Nya yang
haq dan mengamalkannya, aaminnnn~
4. Terus berjuang, berusaha dan berdoa, karena hambatan untuk kebaikan akan selalu datang, baik dari dalam
dan luar diri, maka kita harus terus berjuang, berusaha dan berdoa pada Nya
ketika mempelajari ilmu (terutama ilmu Agama)
Mungkin itulah beberapa pembelajaran dan hikmah yang dapat
diambil, dan tentu pembaca semua dapat menambahkan sendiri” pembelajaran dan
hikmah” yang dijelaskan di tulisan kali ini, semoga bermanfaat. Dan kita semua
berharap agar dimudahkan dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu agama Nya. aaaminnnn.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat
An-Nahl ayat 43:
“........
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu
tidak mengetahui”
Lihat keutamaan menuntut ilmu syar’i (disini)
Wallahu A’lam.
_______________________
Diperbarui:
Ahad, 1
jummadil awwal 1438 H/
29
Januari 2017
Depok,
Jawa Barat
EmoticonEmoticon