Aku adalah
?
Segala puji bagi Allah, atas
nikmatnya niat baik setiap hamba dapat terlaksana, sholawat serta salam, semoga selalu tercurah
pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan sahabatnya. Amma ba’du.
Sebuah tulisan,, tentang kita
semua. Sesungguhnya Aku ingin berkata pada kalian semua, betapa aku mencintaimu
karena Allah, berharap tulisan kecil ini dapat membangkitkan semangat setiap
jiwa, dalam mendekatkan diri pada Allah Robbul ‘alamin.
~~
Hai sahabatku, Aku adalah
pemberian yang diberi olehTuhan untuk semua orang, lantas setiap hari aku
berlalu dihidupmu dan melintas hingga datang hari esok, dengan aku dan dirimu
juga, namun pertemuanku dengan dirimu saat lalu, tidak akan pernah kembali dan
terulang.
Engkau mungkin bertanya, siapakah
diriku?
Yaa, engkau benar Aku adalah
waktu. Aku selalu menghiasi kehidupan dirimu, tapi nampaknya banyak yang
menyiakan diriku. Engkau hanya mengingatku pada saat bahagiamu, dengan engkau
catat dan engkau ingat, namun lalai selainnya.
Aku ini adalah kesempatan untuk dirimu sahabatku, ketika kau mensyukuri setiap detik diriku dengan melakukan kebaikan, sesungguhnya engkau telah menjadikan aku kekasihmu kelak.
Aku ingin engkau tahu, betapa sedihnya Aku ketika setiap menghampirimu, engkau berada dalam kelalaian dan senang dengan kesia-siaan, padahal aku ini menghiasi setiap kesempatan menuju Ridho Rabb mu, ketika diriku datang bersamaan dengan perintah mengingat pada-Nya, mengapa engkau lalaikan.
Sungguh wahai sahabatku, aku sedih! kecewa!, aku tidak dapat berteriak padamu, namun dengan fisikmu yang berubah aku bicara. Dengan perubahan rambutmu, dengan kerut kulitmu, dengan lemahnya fisikmu, dan dengan seluruh perubahan tubuhmu.
Engkau kini telah dewasa dan
semakin tua, namun tak ingatkah engkau pada diriku.
Dimana saat pertama kali orang tuamu menantikan perjalanan detik kebahagian mereka, akan kelahiran dirimu dengan mencatat serta mengingat diriku. Seiring berlalunya diriku (waktu), sampailah engkau pada saat ini. Tapi kenapa engkau melupakan diriku dan orang tuamu, yang telah berjalan bersama diriku hingga kau saat kini? Mengapa denganku kau sia-siakan pengorbanan mereka dengan, berfoya-foya dan lalai.
Engkau kini lebih senang dengan maksiat! Engkau lebih memikirkan wanita lain, yang sejak kecil tidak pernah melahirkanmu dan merawatmu? Engkau lebih taat mendengar perkataan lelaki lain, padahal ia bukan ayahmu, yang selalu berjuang dan memeras keringat siang dan malam untuk kebahagiaan dirimu? Kini mereka telah tiada? Lantas apakah itu bentuk cinta pada orang tuamu? Sedang mereka mengharap amal kebaikan disetiap detik dari diriku!.
Sahabatku, tidak kah engkau lihat ? bagaimana dunia ini? Ia berputar melalaikan orang-orang yang lupa pada tiap detik diriku. Sedang Rabb yang Maha Esa berkata ”demi waktu”, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali bagi orang-orang yang mengerjakan sholat, beriman dan beramal sholeh dan saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.
Dimana saat pertama kali orang tuamu menantikan perjalanan detik kebahagian mereka, akan kelahiran dirimu dengan mencatat serta mengingat diriku. Seiring berlalunya diriku (waktu), sampailah engkau pada saat ini. Tapi kenapa engkau melupakan diriku dan orang tuamu, yang telah berjalan bersama diriku hingga kau saat kini? Mengapa denganku kau sia-siakan pengorbanan mereka dengan, berfoya-foya dan lalai.
Engkau kini lebih senang dengan maksiat! Engkau lebih memikirkan wanita lain, yang sejak kecil tidak pernah melahirkanmu dan merawatmu? Engkau lebih taat mendengar perkataan lelaki lain, padahal ia bukan ayahmu, yang selalu berjuang dan memeras keringat siang dan malam untuk kebahagiaan dirimu? Kini mereka telah tiada? Lantas apakah itu bentuk cinta pada orang tuamu? Sedang mereka mengharap amal kebaikan disetiap detik dari diriku!.
Sahabatku, tidak kah engkau lihat ? bagaimana dunia ini? Ia berputar melalaikan orang-orang yang lupa pada tiap detik diriku. Sedang Rabb yang Maha Esa berkata ”demi waktu”, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali bagi orang-orang yang mengerjakan sholat, beriman dan beramal sholeh dan saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.
Sudah seberapa jauh engkau
menjadikan aku kekasih abadimu, dengan melalui setiap detik ku dengan amal
kebaikan?, atau engkau menjadikanku kelak sebagai penyesalan dan harapan yang
ingin diulangi?
Sahabatku, jadikanlah aku kekasihmu. Dengan amal kebaikan setiap detikku ini.
Agar kelak, aku akan menjadi
saksimu di hadapan Allah, Rabbul ‘alamin yang akan
mengantarkanmu pada Ridho Nya.
mengantarkanmu pada Ridho Nya.
Aaaminnn, Wallahu A’lam.
Diperbarui:
15 Dzulhijjah 1437 Hijriah/
17 September 2016
Pukul: 16:48
EmoticonEmoticon