Jangan
Remehkan Dakwah Seseorang
Adakalanya suatu hal yang sederhana atau kecil, sering
dianggap sebagai suatu hal yang remeh bagi sebagian orang, sehingga pada
akhirnya pandangan ini dapat menjadikan seseorang beranggapan bahwa setiap hal
yang penting hanya berdasar ukuran besar saja. Padahal kita semua
mengetahui bahwa setiap hal yang ada didunia ini berasal dari komponen-komponen
kecil dan sederhana. Oleh karena itu, sangatlah tidak bijaksana orang-orang
yang meremehkan suatu hal yang kecil atau sederhana. Dalam beramal pun kita
tidak boleh merendahkan dan meremehkan amal yang nampak kecil dan sederhana
dimata manusia, karena kita semua telah mengetahui bahwa Allah akan memberikan
balasan atas setiap amal yang dilakukan, sebagaimana dalam firman-Nya dalam
Al-Quran surat Al-Zalzalah ayat 7-8:
Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Dan kelak
pada suatu masa kita semua akan sangat membutuhkan serpihan-serpihan amal
kebaikan sekecil apapun, karena amal tersebut dapat menentukan tempat kembali
kita semua.
Oleh
karena itu, berikut penulis sampaikan beberapa kisah yang diambil dari kajian
Ustadz. DR. Syafiq Riza Basalamah MA, berjudul “1001 menolong agama Allah”,
dengan sedikit penyesuain dan penambahan kata yang tidak mengurangi inti dari
kisah. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan menuai manfaat, Aaaminn.
Dikisahkan beliau (Ustadz Syafiq
Basalamah) :
Bahwa ada seorang awam di Arab Saudi, suatu ketika orang tersebut mendengarkan sebuah kajian oleh seorang ustadz disana, dimana dalam kajian tersebut dijelaskan mengenai keutamaan kalimat tasbih “Subhanallah wabihamdih Subhanallah hil’adzim”, dan setelah berakhir kajian tersebut orang awam itu meminta pada sang Ustadz untuk mencatatkan hadits yang dijelaskannya tadi saat kajian pada sebuah kertas, lalu setelah itu ia menghafalkannya.
Setelah hafal akhirnya orang awam ini menyebarkan apa yang diketahuinya pada setiap tempat dan orang yang ditemuinya; dengan menyebarkan hadits keutamaan tasbih ini yang berbunyi: “dua kalimat, yang ringan di lisan, namun berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman yaitu “Subhanallah wabihambdih, Subhanallahil’azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung).
Akhirnya pada suatu saat berjalannya waktu, orang awam ini
mengalami pingsan (koma) dan akhirnya ia dibawa kerumah sakit.
Ketika turun dari ambulans, dan dibawa dengan tandu dorong rumah sakit, maka sang dokter segera membuka baju orang tersebut dan memeriksa dadanya,
ketika mata orang tersebut terbuka dan melihat sang dokter,
maka ia berkata:
“wahai dokter, dua kalimat, yang ringan di lisan, namun berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman yaitu “Subhanallah wabihamdih, Subhanallahil’azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung)” lalu setelah mengucapkannya akhirnya orang tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.
Ketika turun dari ambulans, dan dibawa dengan tandu dorong rumah sakit, maka sang dokter segera membuka baju orang tersebut dan memeriksa dadanya,
ketika mata orang tersebut terbuka dan melihat sang dokter,
maka ia berkata:
“wahai dokter, dua kalimat, yang ringan di lisan, namun berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman yaitu “Subhanallah wabihamdih, Subhanallahil’azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung)” lalu setelah mengucapkannya akhirnya orang tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.
Dikisahkan kembali oleh beliau (Ustadz Syafiq Basalamah) :
Ada seorang wanita di Amerika yang berasal dari Yaman, wanita
tersebut pindah ke Amerika akibat perang yang terjadi di negaranya.
Wanita tersebut hanya memiliki ilmu agama yang sedikit, akhirnya ia datang ke seorang Ustadz disana dan berkata “wahai Ustadz, tolong disini diadakan acara “open house” untuk orang-orang non Muslim yang ada disini (karena di Yaman wanita tersebut sering melihat orang-orang sholat, adzan dan aktifitas agama Islam lainnya, yang berbeda dengan keadaan di Amerika saat ini). Namun Sang Ustadz pesimis pada permintaan wanita Yaman tersebut, untuk mengadakan open house, dan mengatakan “lebih baik kita berdakwah di masjid saja”.
Wanita tersebut hanya memiliki ilmu agama yang sedikit, akhirnya ia datang ke seorang Ustadz disana dan berkata “wahai Ustadz, tolong disini diadakan acara “open house” untuk orang-orang non Muslim yang ada disini (karena di Yaman wanita tersebut sering melihat orang-orang sholat, adzan dan aktifitas agama Islam lainnya, yang berbeda dengan keadaan di Amerika saat ini). Namun Sang Ustadz pesimis pada permintaan wanita Yaman tersebut, untuk mengadakan open house, dan mengatakan “lebih baik kita berdakwah di masjid saja”.
Setelah berlalunya waktu, Wanita tersebut ternyata mengumpulkan uang untuk mengadakan open house yang pernah diajukannya pada seorang Ustadz.
Setelah uangnya terkumpul, maka wanita tersebut menyiapkan segala konsumsi untuk tamu non Muslim yang hadir dalam acara open house nya.
Akhirnya wanita tersebut mengajak sang Ustadz yang dulu ditemuinya sebagai penceramah pada acara tersebut, karena wanita tersebut tidak memiliki ilmu agama yang memadai untuk memberikan ceramah dan akhirnya sang Ustadz mau berceramah mengenai Islam di acara tersebut.
Dalam acara tersebut, ternyata banyak non Muslim disana yang masuk Islam, dan dalam acara tersebut ada seorang wanita yang baru masuk Islam meminta microphone dan berkata “Aku kelak akan menuntut kalian berdua di hadapan Allah, (mengenai) kenapa kalian tidak menyampaikan hal ini (agama Islam) dari dulu, karena kalian (tidak menyampaikan agama Islam) Ibu dan Ayahku mati dalam keadaan kafir (non Muslim).
Beliau (Ustadz Syafiq Basalamah) kembali menjelaskan sebuah kisah, dari seorang Syaikh dalam ceramahnya yang mengkisahkan tentang seorang supir taksi disalah satu negeri Arab, supir taksi tersebut bercerita pada Syaikh bahwa dulu ia adalah orang yang miskin, dan bekerja menjadi supir taksi karena ikut pada seseorang, dengan mendapat bagian beberapa persen dari pekerjaannya.
Lelaki tersebut (supir taksi) pada saat itu suka membeli keping kaset (ceramah dan murotal) untuk diputar di dalam taksinya (bila sang penumpang tidak merasa terganggu, tidak suka atau melarangnya).
Akhirnya setelah beberapa waktu, ia bisa memiliki mobil sendiri dari pekerjaannya dan bisa membeli buku-buku untuk dibagikan pada orang-orang. Pada suatu hari saat mengemudikan taksi, ada seorang wanita muda yang menurutnya tidak layak untuk di angkut oleh taksinya, namun entah kenapa ia berhenti dan mengangkut wanita tersebut padahal dalam hatinya ia tidak ingin berhenti.
Akhirnya wanita tersebut naik dan duduk di kursi belakang taksi sambil bertelponan pada sahabatnya dengan tertawa-tawa, setelah taksi berjalan lalu ia berkata pada wanita tersebut, ke arah kiri atau ke arah kanan?, namun wanita tersebut tidak menjawab.
Akhirnya sang supir taksi memutar kaset murottal Al-Quran yang dimilikinya (yang dibaca oleh Syaikh Sa’ad al-ghomidi, surat Maryam),
karena sang wanita sibuk bertelpon.
Maka saat itu suara telpon wanita itu perlahan hilang, sampai pada ayat 88-92.
Yang artinya : Dan mereka berkata, “(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar, hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu), karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.
Ketika wanita itu turun, wanita tersebut bertanya: dimana anda
beli kaset tadi? Aku ingin membelinya, Aku adalah seorang Nasrani.
Lalu sang supir berkata ambillah kaset ini,
Wanita itu berkata tidak, aku ingin membelinya sendiri.
Akhirnya wanita itu berkata:
aku akan menjadikanmu saksi bahwa Aku tidak akan mengatakan bagi Allah itu anak,
lalu Wanita tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat.
Lalu sang supir berkata ambillah kaset ini,
Wanita itu berkata tidak, aku ingin membelinya sendiri.
Akhirnya wanita itu berkata:
aku akan menjadikanmu saksi bahwa Aku tidak akan mengatakan bagi Allah itu anak,
lalu Wanita tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dalam kisah-kisah diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa
setiap orang dapat menyampaikan dakwah Islam dengan cara apapun, meski
terkadang terlihat sederhana dan sering diremehkan. Seperti mengajak orang
untuk bertasbih pada Nya, bersholawat pada Nabi Nya dan setiap amal kebaikan agama lainnya.
Dan perlu diingat bahwa setiap Kita adalah Pendakwah, yang menyampaikan Agama Islam yang benar berdasar Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, serta para sahabat shollallahu ‘alaihi wasallam, generasi terhebat ummat rhodiyallahu ‘anhum ajma’in
Semoga bermanfaat, Wallahu A’lam.
Diperbarui
23 Dzulhijjah 1437 Hijriah/
23 Dzulhijjah 1437 Hijriah/
25
September 2016
Pukul 17:23
EmoticonEmoticon