Tampilkan postingan dengan label Motivasi Islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi Islami. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 Januari 2017

Kesabaran Asiyah Istri Fir'aun

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Rabb, Bangunkanlah Untukku


Sebuah Rumah di Sisi-Mu dalam Surga

Setiap manusia pasti pernah mengalami ujian dan
cobaan dalam kehidupannya di dunia. Terutama bagi setiap Muslim,
dimana Allah memberikan ujian dan cobaan untuk melihat keimanan hamba-hamba Nya.
Sebagaimana Firman Nya dalam surat Al-Ankabut ayat 2:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabut:2)

Dengan ujian dan cobaan tersebut, maka terlihatlah tingkat keimanan
dan kesabaran seseorang. Sejatinya kesabaran tidak ubahnya bagaikan ‘besi yang ditempa terus menerus, hingga akhirnya menjadikannya pemotong yang hebat’ yang artinya bahwa ujian dan cobaan, sejatinya cara untuk meninggikan derajat bagi yang mampu melaluinya. Namun, terkadang seseorang merasa bahwa ujian yag dialaminya begitu besar dan tidak mampu dihadapi.

Padahal Allah Subhanhu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 286:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.......”

Jika direnungi, ujian dan cobaan pun juga dirasakan oleh para Nabi dan orang-orang sholeh, sebagaimana dalam hadits berikut yang artinya:

“Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’ad bin Abi Waqqosh rodiyallahu ‘anhu:” Ya Rosulullah! Siapakah yang paling berat ujiannya?”
Beliau menjawab,

“Para Nabi, kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah, maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya.

(HR. At-Tirmidzi no.2398, an-Nasai no. 7482, Ibnu Majah no.4523 (ash-Shohihah no.143)

Bahkan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, mengalami ujian dan cobaan,

dari Abu Sa'id Al-Khudry rodhiyallahu ‘anhu, dia berkata. 'Aku memasuki tempat Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam.
Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau.
Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut.
Lalu aku berkata.
'Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimu'. Beliau berkata :'Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami'.
Aku bertanya.'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab. 'Para nabi. Aku bertanya. 'Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.'Kemudian orang-orang shalih.

Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan".
Ditakhrij dari Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shohihkan Adz-Dzahaby.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui sejarah para Nabi dan orang-orang sholeh dalam menghadapi cobaan, karena dapat meningkatkan rasa sabar dan syukur. Berikut merupakan contoh keimanan dan kesabaran, ia adalah istri Fir’aun. Perumpamaan kualitas keimanan dan kesabaran bagi orang yang beriman (yang dikutip dari buku Tamasya ke Negeri Akhirat karya Syaikh Mahmud Al-Mishri).

Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang yang beriman, ketika ia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkan lah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzolim.” (At-Tahrim:11)

Al-Hafizh ibnu Hajar berkata. “Termasuk keutamaan Asiyah istri Fir’aun adalah dia lebih memilih dibunuh dan diadzab di dunia daripada mencicipi kenikmatan semu nya (fath Al-Bari, 6/516 ).

Ibnu Katsir berkata, “Ibnu Jarir meriwayatkan dengan sanadnya, dari jalur Sulaiman At-Taimi, “Bahwa istri Fir’aun disiksa diterik matahari, ketika mereka meninggalkannya, para malaikat memayunginya dengan sayap-sayap mereka, dan ia melihat rumahnya di surga.
Ibnu Jarir berkata, “Istri Fir’aun bertanya, “Siapa yang menang? Dijawab, “Musa dan Harun menang,” maka ia mengatakan, “Saya beriman terhadapTuhan Musa dan Harun.” Lalu Fir’aun mengirim utusan kepadanya seraya berkata, “Lihatlah batu cadas yang paling besar yang kalian jumpai, jika ia tetap dengan pendiriannya maka timpakan batu itu kepadanya, namun jika ia menarik perkataannya maka ia adalah istriku .” Ketika mereka mendatanginya, ia mengangkat pandangannya ke langit, ia melihat rumahnya di surga, maka ia tetap dengan pendiriannya dan nyawanya telah dicabut (Tafsir Ibnu Katsir, 4/393-394).

Dan dari Abu Hurairoh rodiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“ sesungguh-nya Fir’aun menyiapkan pasak untuk menyiksa istrinya: empat pasak di kedua tangan dan kedua kakinya. Ketika mereka meninggalkannya maka para malaikat menaunginya.
Lalu istri Fir’aun berkata : “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkan lah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzolim.” (At-Tahrim: 11), maka tampak olehnya rumahnya di surga.
(hadits riwayat Abu Ya’la, no. 2508, 6/35 dan Syaikh Al-Albani menghukuminya shohih dalam “As-Shohihah” no. 2508).


(Penjelasan kisah ini dikutip dari buku Tamasya ke Negeri Akhirat karya Syaikh Mahmud Al-Mishri, Penerbit Pustaka Al-Kautsar cetakan ke 6, halaman 86).

Lihat pula artikel terkait kisah diatas di link berikut:



Kata-kata Mutiara
Dari sholih bin Rustum, ia berkata “ Saya mendengar Al-Hasan (maksudnya Hasan Al Bashri, penj) ia berkata, “ Allah merahmati seseorang yang tidak terperdaya oleh banyaknya orang yang dia lihat; Anak Adam, sesungguhnya kamu akan mati sendirian, masuk liang kubur sendirian, dibangkitkan kembali sendirian. Anak Adam, kamu yang diberi beban dan hanya kamu yang dikehendaki (hilyah al-auliya’, 2/155).

Dari Hasyim, dari Al-Hasan, ia berkata “tidaklah seseorang hamba mengingat mati kecuali pasti terlihat dalam perbuatannya, dan tidaklah seorang hamba jauh angan-angannya kecuali dia salah dalam perbuatan (Imam Ahmad, kita Az-Zuhd halaman 236).

Diselesaikan Sabtu, 
15 Robiul Akhir 1438 H/
14 Januari 2017
Pukul 13:44,
Depok, Jawa Barat

Jumat, 23 Desember 2016

15 Tips Cerdas Mengatur Waktu

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



15 Tips Cerdas Dalam Mengatur Waktu

Waktu merupakan bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan seorang manusia, ia adalah kesempatan yang dapat menentukan kebahagian dan kerugian sejati seseorang. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap Muslim untuk memperhatikan waktunya.

Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan :
wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu (Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi).
Ibnul Qoyyum rahimahullah mengatakan:
Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah kepada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak. Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, hanya untuk sekedar menghamburkan syahwat(hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya. (dalam Al Jawabul kafi, 109).

Oleh karena pentingnya waktu, tentu kita harus mampu mengaturnya dengan bijak dan cermat. Berikut ini beberapa tips pilihan mengatur waktu. Yang penulis kutip dari E-Book yang berjudul : “50 Cara Cerdas menggunakan Waktu” yang diterjemahkan oleh M. Arief Maulana dari buku Smart Way Save Your Time.
Silahkan berkunjung ke blog beliau : ariefmaulana.com


Berikut 15 tips dan motivasi pilihan dari E-Book tersebut, semoga kita mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dalam amal kebaikan. aaaminnnn

1. Waktu adalah penyeimbang yang luar biasa, tak peduli siapa anda atau dimana anda hidup dimuka bumi ini, kita semua memiliki waktu 24 jam yang sama dalam satu hari. Waktu anda sumber yang sangat berharga, jangan pernah sia-siakan waktu.

2. Benda-benda yang berserakan dirumah dapat memperlambat anda, dengan cara mengalihkan perhatian dari apa yang sebenarnya yang ingin anda lakukan. Untuk mengontrolnya, bersihkan dan tata rapi semua benda setiap kali anda melakukan suatu pekerjaan.

3. Apakah anda seringkali merasa khawatir dengan apa yang anda lakukan?
Jangan membuang-buang waktu dengan selalu merasa gelisah memikirkan banyak waktu yang akan anda habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Merasa gelisah akan mebuat anda merasa tidak nyaman dan hanya menghabiskan energi saja. Pilih satu pekerjaan yang membutuhkan banyak pergerakan, selesaikan dan beri penghargaan atas diri anda. Menyelesaikan sesuatu dan mendapat penghargaan akan membuat anda merasa lebih baik.


4. Apakah anda selalu tiba di kantor (sekolah, kampus dll) setiap pagi merasa lelah karena banyak melakukan persiapan sebelum meninggalkan rumah?.
Siapkan keberangkatan anda pada malam hari sebelumnya, taruhlah jaket, koper, kunci mobil didekat pintu dengan posisi siap dibawa. Aktifkan alarm anda 15 menit lebih awal, dengan demikian anda akan memulai hari degan lebih baik.

5. Jika anda tidak ingin melupakan tugas-tugas yang harus anda lakukan di beberapa hari mendatang. Maka tulislah dalam buku catatan/agenda, jangan hanya mengingatnya dikepala. Setelah menulisnya, anda bisa melupakannya. Sekarang anda dapat berkonsentrasi untuk pekerjaan yang lebih penting.

6. Jika anda menghabiskan waktu 10 menit setiap harinya untuk mencari barang-barang yang lupa dimana menaruhnya, maka anda membuang lebih dari 60 jam setiap tahun. Mulai sekarang rapikan barang-barang anda ditempat yang mudah terjangkau.

7. Apakah anda pernah berfikir untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk mengisi waktu yang tercuri anda? Jika anda mengatahui bahwa anda akan menunggu ketika janjian dengan seseorang, atau makan siang anda akan ditunda setengah jam lagi, maka anda perlu menggunakan waktu tersebut untuk membaca buku, menulis rencana dalam buku kecil anda atau pekerjaan kecil lainnya yang bermanfaat.

8. Apakah anda memiliki kesulitan berkonsentrasi? Atau anda membutuhkan waktu 2 jam untuk mengerjakan pekerjaan/tugas yang sebenarnyaa bisa dikerjakan dalam waktu 45 menit, hanya karena tidak bisa berkonsentrasi? Kemampuan konsentrasi bisa dipelajari dan ditingkatkan dengan banyak latihan. Misalnya membaca dan memahami data statistik dalam laporan teknis yang rumit selama 30 menit. Berhentilah selama 10 menit, lalu fokuslah kembali pada yang anda baca. Lakukan ini secara rutin, niscaya kemampuan konsentrasi anda akan meningkat.

9. Apakah daftar “list to do ” harian anda dipenuhi dengan banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan? Jangan ragu untuk menentukan prioritasnya. Pilih maksimal 3 tugas penting yang memungkinkan anda kerjakan setiap harinya. Ingat! Seorang manajer yang sangat efektif hanya memilih 3 tugas yang menjadi prioritas utama setiap harinya.

10. Apakah anda pernah berfikir untuk menulis daftar pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan? Daftar ini meliputi pekerjaan yang hasilnya sangat sedikit atau tidak berarti. Untuk mengetahui suatu tugas /pekerjaan itu penting atau tidak, tanyakan pada diri sendiri “apa akibat terburuk jika saya tidak melakukan pekerjaan itu?” jika jawabannya “tidak ada” atau “tidak banyak”, maka jangan lakukan pekerjaan itu.

11. Hal terburuk dari menunda-nunda pekerjaan adalah pekerjaan tersebut akan terus membesar dan semakin menumpuk, apalagi jika ada orang yang berkata pada anda “mengapa lambat sekali, ini bukan pekerjaan yang membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya”. Karena itu hindari menunda-nunda pekerjaan, sekalipun pekerjaan itu terlihat kecil dan remeh.

12. Jangan berkeringat hanya karena melakukan hal-hal kecil. Jika anda menggunakan waktu hanya untuk hal-hal remeh, anda tidak akan pernah menyelesaikan apapun, pilih tugas atau pekerjaan besar dengan hasil besar, simpan energi dan waktu anda untuk melakukan sesuuatu yang peting.

13.  Rasa bersalah adalah musuh besar dalam menghemat waktu. Jangan menyia-nyiakan waktu dengan terus menyalahkan diri sendiri. Apa yang terjadi, biarlah terjadi dan camkan bahwa yang penting bukan pada kesalahan tersebut, tetapi bagaimana anda bisa belajar dari kesalahan tersebut dan bagaimana anda bisa bangkit dari keterpurukan.

14. Jika anda hanya memfokuskan pada pekerjaan yang menjadi prioritas utama pada setiap harinya, maka pekerjaan anda akan berakhir lebih baik dan waktu tidak akan terbuang percuma (biarkan pekerjaan kecil berlalu).

15. Ketika anda berkonsentrasi pada suatu pekerjaan, semetara anda harus berhenti karena ada janji bertemu dengan seseorang, atau karena suatu selaan penting lainnya, atau karena harus pulang, maka tuliskanlah untuk diri sendri  “catatan tugas” yang harus anda lakukan. Jangan membuang waktu sia-sia dengan memikirkan apa yang harus saya lakukan” ketika, anda kembali melakukan tugas atau pekerjaan anda.

Itulah 15 tips pilihan dalam mengatur waktu yang efektif dari E-Book “50 Cara Cerdas menggunakan Waktu”. Tips tersebut merupakan tips-tips umum namun kita dapat menyesuaikannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melakukan ama-amal kebaikan yang bernilai ibadah.


Silahkan, Download pula E-Book nya:

50 Cara Cerdas Menggunakan Waktu

Semoga kita menjadi hamba-hamba Nya yang senantiasa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan dan ketaatan pada Nya.
Wallahu A’lam

Depok, 24 Rabi’ul Awal 1438 H/
23 Desember 2016 M

Pukul 20:39

Jumat, 02 Desember 2016

Nasihati Aku, Jangan Kau Puji Aku

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



nasihati aku, jangan kau puji aku

Mungkin beberapa/sebagian orang disekitar kita menganggap sahabat-sahabat yang senantiasa memuji dirinya adalah sahabat yang terbaik dalam hidup ini.

Namun kita semua mengetahui bahwa, setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, maka karena itu kita semua sangat membutuhkan nasihat untuk segera memperbaikinya. Lantas apakah sahabat yang selalu memuji setiap keadaan disebut sahabat yang terbaik? Tentu tidak, karena sahabat yang selalu memuji -walau ia tahu kita melakukan kesalahan dan kekeliruan- maka sesungguhnya ia bagaikan “bara api kecil ditengah padang ilalang yang luas, yang perlahan membakar seluruh hutan, padahal semua bermula dari bara kecil yang sengaja tidak dipadamkan” tentulah kita tidak ingin seperti permisalan tersebut.

Oleh karena itu kita sangat membutuhkan sahabat yang dapat menasihati bila kita melakukan kesalahan dan kekeliruan, serta mampu memberi semangat, serta pujian sekedar dan seperlunya.

Dan nasihat yang terindah dan terbaik adalah nasihat yang menjadikan kita dekat dengan Nya, Nasihat yang disandarkan pada Allah dan Rosul Nya, Nasihat yang menjadikan kita selalu mengingat jauhnya perjalanan dan bergegas menyiapkan bekal sebaik-baiknya.

Dan sahabat yang memberi nasihat (karena Allah)  pada kita, ia  bagaikan: Seorang pengelana yang memberi nasihat dan peringatan pada pengelana lain yang hendak menyelusuri suatu jalan yang tidak ia ketahui, dan berkata : wahai sahabatku janganlah engkau menuju jalan tersebut, sungguh aku telah mengetahui bahwa jalan itu dapat mengantarmu pada bahaya jurang curam, jika engkau berkehendak mari kita berjalan bersama melalui jalan yang  aman yang telah aku ketahui.

Oleh karena itu, jangan pernah sepelekan nasihat yang didasarkan pada Allah dan Rosul Nya, walau terkadang nasihat itu datang dari sahabat yang dipandang rendah, padahal sesungguhnya ia adalah sahabat terbaik dalam menyusuri perjalanan dunia menuju akhirat.

Wallahu a’lam.

Berikut adalah Nasihat dalam Al-Quran dan As-Sunnah, semoga kita senantiasa diberi kemudahan dalam memperbaiki diri dan saling menasihati dan mengingati dalam kebaikan dan kebenaran.
Kita semua berharap kelak, orang tua, keluarga dan sahabat-sahabat kita, Allah kumpulkan dalam Surga-Nya, karena kita saling mencintai dan menasihati karena Nya.
Aaaaminnnnn..

Beberapa nasihat dalam Al-Quran dan As-Sunnah:
Firman Allah dalam Al-Quran :

Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Quran surat al-‘asr ayat 1-3, yang artinya:

(1) Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal  saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.


Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat ( 20 ), yang artinya:
”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-muttofifin ayat 22-28:
(22) Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga), (23) mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. (24) Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. (25) Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), (26) laknya adalah kesturi  dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (27) Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (28) (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.

Allah Subhanahu wata’alala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Haqqoh (surat ke 69) yang menggambarkan kondisi seseorang hamba di hari kiamat :

(13) Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, (14) dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. (15) Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, (16) dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. (17) Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (18) Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).

(19) Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)". (20) Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (21) Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, (22) dalam surga yang tinggi, (23) buah-buahannya dekat, (24) (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".

(25) Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). (26) Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. (27) Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. (28)  Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. (29) Telah hilang kekuasaanku daripadaku". (30) (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. (31) Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (32) Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. (33) Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. (34) Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. (35) Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini.

Dalam Hadits:
Dari Ibnu ‘Umar rodhiyallahu ‘anhum berkata: Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam memegang kedua pundak saya seraya bersabda :

“ Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara ”,

Ibnu ‘Umar berkata:  “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.”
[HR. Bukhari]

Nasihat Rosulullah dalam  hadits lain:
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.
[HR. Muslim]

Terakhir, kita semua berharap, memiliki sahabat-sahabat yang kelak dapat membawa pada kebahagian sejati di sisi-Nya, sahabat yang tidak melalaikan kita dari menyiapkan amal dan sebaik-baiknya bekal.
Wallahu a’lam, semoga bermanfaat.

Nasihati Aku
tentang singkatnya persinggahan ini,
dan jauhnya perjalanan yang akan dilalui.
Jika benar engkau sahabatku.

Depok, Hari jumat malam
2 Robi’ul awwal 1438 H
1 November 2016 M

Pukul 22:25


Sabtu, 05 November 2016

Surat yang Tak Berbalas

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Surat yang Tak Berbalas

Suatu ketika, seorang pemuda dari desa terpencil ingin mengirim surat pada seorang yang terkenal dermawan lagi kaya raya, yang tinggal di pusat kota untuk memohon bantuan pembangunan sekolah di desanya. Pemuda tersebut menganggap bahwa pendidikan sangat penting, namun di desanya tidak ada fasilitas pendidikan bahkan untuk tingkat dasar.

Oleh sebab itu kebanyakan masyarakat desanya buta huruf dan hidup dalam kemiskinan, namun pemuda tersebut dapat membaca dan menulis karena sempat menempuh pendidikan dasar diluar desanya.

Akhirnya, Ia menuliskan surat permohonannya pada selembar kertas dan menitipkannya pada seorang pedagang, yang akan pergi ke kota dengan jarak 6 jam perjalanan.
Setelah itu, pemuda tersebut mulai menunggu dan mengharapkan surat balasan, hari dan waktu terus berlalu hingga sampai 1 tahun.

Suatu ketika pemuda tersebut duduk dan bergumam dengan berkata “kenapa suratku tak dibalas?” Aku telah cukup lama menunggu.

Ternyata gumamnya terdengar oleh seorang pria yang nampak bijak, dan Ia bertanya “apa yang engkau gumamkan wahai pemuda?”,
Pemuda tersebut menjawab “Aku menggumamkan tentang suratku yang tak berbalas, yang Aku kirim pada seorang yang terkenal dermawan dan orang itu tinggal dipusat kota. Aku mengirimnya surat untuk memohon bantuan pembangunan sekolah di desaku ini.

Lalu pria bijak itu bertanya “ apakah surat yang engkau tulis telah benar dan jelas tujuannya? Dan dengan apa engkau mengantarnya?”, pemuda itu menjawab “menurutku cukup jelas dan tujuan yang Aku buat di surat itu ialah “kepada seorang yang terkenal kaya raya dan dermawan, di pusat kota”, Aku tulis demikian karena Aku tidak mengetahui nama dan alamat tempat tinggalnya. Dan Aku mengantarkannya melalui seorang pedagang yang akan pergi ke kota”.

Lalu pria bijak itu bertanya kembali “ apakah orang yang engkau kirimi surat, mengenalmu dan engkau mengenalnya? Serta kertas apa yang engkau gunakan untuk menulisnya? Pemuda tersebut menjawab “Aku tidak mengenalnya dan Ia tidak mengenalku serta kertas yang aku gunakan adalah kertas bekas, karena Aku tidak terlalu yakin akan menerima balasan darinya”.

Akhirnya pria bijak itu berkata : wahai pemuda, ketahuilah bahwa bagaimanakah kiranya suratmu dapat dibalas, karena tujuan dari surat yang engkau tulis tidak jelas tujuannya dan engkau tidak bersungguh-sungguh untuk mengantarnya, karena engkau menitipkannya pada seorang pedagang yang mungkin saja tidak menuju kota yang engkau maksud.

Berikutnya adalah engkau tidak mengenal siapa yang engkau tuju dan ia tidak mengenalmu, padahal jika engkau telah mengenalnya dan ia mengenalmu, maka tentulah suratmu akan segera berbalas dan maksudmu segera tercapai.

Dan terakhir adalah engkau menggunakan suatu yang buruk untuk menyampaikan pesan dan permohonan baikmu, yakni melalui selembar kertas bekas yang kumuh dan mungkin berbau, serta engkau telah berburuk sangka dalam suratmu.

Maka seharusnya, engkau mengenal seluruh hal tentang orang yang engkau tuju, dan engkau dapat mengantarkan suratmu secara langsung pada orang yang engkau tuju. Serta seharusnya engkau menggunakan sarana yang baik dan keyakinan yang baik, jika engkau ingin suratmu berbalas.

* keterangan: kisah ini hanya ilustrasi
Kisah ini merupakan ilustrasi ketika ingin memohon sesuatu (berdoa) pada Allah, sebagaimana sang pemuda yang ingin mengirim surat untuk memohon sesuatu hal.

Maka ada beberapa hal yang harus dipenuhi ketika berdoa :


1. Berdoa pada Allah dengan tujuan mendapat rahmat Nya.
2. Menggunakan cara-cara yang dibenarkan Allah.
3. Membersihkan diri dari hal yang buruk (harta haram, maksiat, dsb).
4.  Berbaik sangka akan doanya dikabul oleh Allah.
5. Lebih rinci dan lengkap silahkan klik disini mengenai adab dan tata cara berdoa. ( adab dalam berdoa)

Wallahu A’lam

Diperbarui Sabtu 

6 shofar 1438 Hijriyah
5 November 2016 M

Sabtu, 29 Oktober 2016

Bersahabat Tanpa Syarat

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Bersahabat Tanpa Syarat ?

Akhlak atau kepribadian dapat ditentukan oleh banyak faktor, yakni faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri) dan eksternal (faktor yang berasal dari luar diri). Kedua faktor inilah yang dapat menentukan kepribadian seseorang dalam hidupnya. Lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, seperti lingkungan keluarga, pertemanan, kantor dan sebagainya. 

Salah satu faktor yang besar pengaruhnya bagi akhlak atau kepribadian seseorang adalah lingkungan persahabatan. Sungguh Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam telah memberi peringatan besar akan pentingnya memilih sahabat, sebagaimana dalam sabda beliau :
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (H.R Abu Daud dan Tirmidzi, disohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam silsilah Ash-Shohihah no. 927).

“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (H.R Bukhori 5534 dan Muslim 2628).

Oleh karena pentingnya memilih sahabat, maka berikut tips sederhana memilih sahabat yang semoga menghantarkan kita semua pada surga-Nya:


1.  Pilih Sahabat yang selalu mengajak pada ridho Nya.
Karena sahabat itu seperti arus, ia dapat menggiring dan mengantarkan setiap benda yang berada disekelilingya. Tentulah sangat bahagia, jika sahabat-sahabat yang kita miliki selalu mengajak pada ketaatan dan mencari ridho Nya.


2. Pilih Sahabat yang selalu mengajak dan berlomba dalam kebaikan.
Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah anjuran agama, maka jika kita memiliki sahabat-sahabat yang selalu mengajak pada kebaikan tentulah semangat ibadah akan semakin meningkat, menguat, sehinnga kita selalu berada dalam koridor ketaatan pada Nya.

3. Pilih Sahabat yang selalu mengingati dan menasihati dalam kebaikan.
Adakalanya seorang yang bersahabat melupakan hal penting dan utama, yang dapat menjadikannya kelak akan berbahagia, yakni mengingati dan menasihati dalam kebaikan. Karena adakalanya seseorang melakukan kekeliruan yang tidak disadari, maka disinilah kita dapat mengetahui siapakah sahabat yang dapat menolong kebahagian sejati kita. Karena ketika nasihat dan peringatan diberikan dari sang sahabat, maka sungguh ia akan membantu kita dalam memperbaiki diri di jalan Nya.


4. Seseorang yang bersahabat karena Allah.
Jika seseorang bersahabat hanya karena Nya, apakah sekiranya akan ada khianat dalam persahabatannya? Tentu tidak, karena ia tidak menilaimu dari harta, jasa dan kelebihanmu di dunia. Namun semata-mata karena mengharap Ridho Nya, mengharapkan Rahmat Nya dan tentulah berbahagia seseorang yang dapat menjadikannya kawan, ketika manusia saling berlawanan dalam pertemanannya dengan hasad dan kebencian yang tersembunyi didalam dada.


5. Kriteria lainnya adalah memilih sahabat yang sesuai syariat.
Ini merupakan dasar utama lainnya, ialah kriteria berdasar syariat, dari hal ini kita dapat merumuskan banyak kriteria dalam mencari sahabat.
Namun penulis cukupkan sampai disini.

Itulah beberapa tips sederhana dalam memilih sahabat, semoga kita mendapatkan sahabat-sahabat yang membantu kita dalam meraih ridho Nya dan kelak dikumpulkan dalam surga Nya.
Aaaminnn.

Perlu diingat! Jika untuk memilih hal-hal sederhana dalam hidup ini saja, kita memiliki syarat dan kriteria dalam memilihnya, bagaimana lagi jika kita memilih sahabat? Yang dapat membantu kita dalam perkara akhirat, maka tentu kita harus tepat dan cermat dalam mendapat sahabat.

Wallahu a’lam

29 Muharrom 1438 Hijriyah
29 Oktober 2016 Masehi
Pukul 00:02

Selasa, 25 Oktober 2016

Jangan Salahkan Hari Kemarin

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Jangan salahkan hari kemarin

Hari adalah kumpulan waktu yang tersusun dari detik, menit dan jam,
setiap manusia yang bernyawa pasti memilikinya,
karena ia adalah hak atas nyawa yang berada di raganya.
Namun apapun yang telah berlalu dari waktu,
maka ia hanya akan menjadi masa lalu.

Mungkin sebagian dari kita merasa bahwa waktu sebagai suatu yang remeh, terkadang kita lalai dari memahami dan memikirkan betapa penting dan berharganya waktu. Oleh karena itu, perlulah kita belajar pentingnya detik waktu pada orang-orang yang selamat dari kecelakaan, pada orang-orang yang selamat dari kebakaran, gempa bumi dan pada setiap keadaan yang mengguncang dada pada tiap detik waktu.

Oleh karena itu sebelum datang masa yang mengguncangkan hati, maka wajib bagi setiap manusia yang bernyawa untuk merenungkan kemana masa hidupnya berlalu. Sebelum tidak ada kesempatan waktu yang bermanfaat untuk dirinya.

Beruntunglah orang-orang yang jasadnya telah tiada, namun amal dirinya mengalir sepanjang masa dan merugilah orang yang hidup didunia lalu tidak menyiapkan amal apapun untuk matinya.

Jika kita melihat para orang-orang sholeh ataupun ‘Ulama dimasa lampau, telah berapa lama mereka meninggalkan dunia? Namun kita semua merasakan amal mereka tetap hidup dan terus dipelajari sampai masa kini.

Maka mereka adalah orang-orang cerdas, yang mengorbankan sedikit untuk mendapatkan sesuatu yang banyak. Berikut kisah nyata tentang sahabat ‘Utsman bin ‘Affan Rhodiyallahu ‘anhu dengan amal jariyahnya dan penjelasan dosa jariyah.

Wallahu A’lam.

26 Muharrom
1438 Hijriah
Jam: 23:12

Entri Populer