Jumat, 02 Desember 2016

Nasihati Aku, Jangan Kau Puji Aku

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



nasihati aku, jangan kau puji aku

Mungkin beberapa/sebagian orang disekitar kita menganggap sahabat-sahabat yang senantiasa memuji dirinya adalah sahabat yang terbaik dalam hidup ini.

Namun kita semua mengetahui bahwa, setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, maka karena itu kita semua sangat membutuhkan nasihat untuk segera memperbaikinya. Lantas apakah sahabat yang selalu memuji setiap keadaan disebut sahabat yang terbaik? Tentu tidak, karena sahabat yang selalu memuji -walau ia tahu kita melakukan kesalahan dan kekeliruan- maka sesungguhnya ia bagaikan “bara api kecil ditengah padang ilalang yang luas, yang perlahan membakar seluruh hutan, padahal semua bermula dari bara kecil yang sengaja tidak dipadamkan” tentulah kita tidak ingin seperti permisalan tersebut.

Oleh karena itu kita sangat membutuhkan sahabat yang dapat menasihati bila kita melakukan kesalahan dan kekeliruan, serta mampu memberi semangat, serta pujian sekedar dan seperlunya.

Dan nasihat yang terindah dan terbaik adalah nasihat yang menjadikan kita dekat dengan Nya, Nasihat yang disandarkan pada Allah dan Rosul Nya, Nasihat yang menjadikan kita selalu mengingat jauhnya perjalanan dan bergegas menyiapkan bekal sebaik-baiknya.

Dan sahabat yang memberi nasihat (karena Allah)  pada kita, ia  bagaikan: Seorang pengelana yang memberi nasihat dan peringatan pada pengelana lain yang hendak menyelusuri suatu jalan yang tidak ia ketahui, dan berkata : wahai sahabatku janganlah engkau menuju jalan tersebut, sungguh aku telah mengetahui bahwa jalan itu dapat mengantarmu pada bahaya jurang curam, jika engkau berkehendak mari kita berjalan bersama melalui jalan yang  aman yang telah aku ketahui.

Oleh karena itu, jangan pernah sepelekan nasihat yang didasarkan pada Allah dan Rosul Nya, walau terkadang nasihat itu datang dari sahabat yang dipandang rendah, padahal sesungguhnya ia adalah sahabat terbaik dalam menyusuri perjalanan dunia menuju akhirat.

Wallahu a’lam.

Berikut adalah Nasihat dalam Al-Quran dan As-Sunnah, semoga kita senantiasa diberi kemudahan dalam memperbaiki diri dan saling menasihati dan mengingati dalam kebaikan dan kebenaran.
Kita semua berharap kelak, orang tua, keluarga dan sahabat-sahabat kita, Allah kumpulkan dalam Surga-Nya, karena kita saling mencintai dan menasihati karena Nya.
Aaaaminnnnn..

Beberapa nasihat dalam Al-Quran dan As-Sunnah:
Firman Allah dalam Al-Quran :

Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Quran surat al-‘asr ayat 1-3, yang artinya:

(1) Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal  saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.


Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat ( 20 ), yang artinya:
”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-muttofifin ayat 22-28:
(22) Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga), (23) mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. (24) Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. (25) Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), (26) laknya adalah kesturi  dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (27) Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (28) (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.

Allah Subhanahu wata’alala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Haqqoh (surat ke 69) yang menggambarkan kondisi seseorang hamba di hari kiamat :

(13) Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, (14) dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. (15) Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, (16) dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. (17) Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (18) Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).

(19) Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)". (20) Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (21) Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, (22) dalam surga yang tinggi, (23) buah-buahannya dekat, (24) (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".

(25) Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). (26) Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. (27) Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. (28)  Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. (29) Telah hilang kekuasaanku daripadaku". (30) (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. (31) Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (32) Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. (33) Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. (34) Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. (35) Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini.

Dalam Hadits:
Dari Ibnu ‘Umar rodhiyallahu ‘anhum berkata: Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam memegang kedua pundak saya seraya bersabda :

“ Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara ”,

Ibnu ‘Umar berkata:  “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.”
[HR. Bukhari]

Nasihat Rosulullah dalam  hadits lain:
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.
[HR. Muslim]

Terakhir, kita semua berharap, memiliki sahabat-sahabat yang kelak dapat membawa pada kebahagian sejati di sisi-Nya, sahabat yang tidak melalaikan kita dari menyiapkan amal dan sebaik-baiknya bekal.
Wallahu a’lam, semoga bermanfaat.

Nasihati Aku
tentang singkatnya persinggahan ini,
dan jauhnya perjalanan yang akan dilalui.
Jika benar engkau sahabatku.

Depok, Hari jumat malam
2 Robi’ul awwal 1438 H
1 November 2016 M

Pukul 22:25



EmoticonEmoticon

Entri Populer