Sabtu, 05 November 2016

Surat yang Tak Berbalas

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



Surat yang Tak Berbalas

Suatu ketika, seorang pemuda dari desa terpencil ingin mengirim surat pada seorang yang terkenal dermawan lagi kaya raya, yang tinggal di pusat kota untuk memohon bantuan pembangunan sekolah di desanya. Pemuda tersebut menganggap bahwa pendidikan sangat penting, namun di desanya tidak ada fasilitas pendidikan bahkan untuk tingkat dasar.

Oleh sebab itu kebanyakan masyarakat desanya buta huruf dan hidup dalam kemiskinan, namun pemuda tersebut dapat membaca dan menulis karena sempat menempuh pendidikan dasar diluar desanya.

Akhirnya, Ia menuliskan surat permohonannya pada selembar kertas dan menitipkannya pada seorang pedagang, yang akan pergi ke kota dengan jarak 6 jam perjalanan.
Setelah itu, pemuda tersebut mulai menunggu dan mengharapkan surat balasan, hari dan waktu terus berlalu hingga sampai 1 tahun.

Suatu ketika pemuda tersebut duduk dan bergumam dengan berkata “kenapa suratku tak dibalas?” Aku telah cukup lama menunggu.

Ternyata gumamnya terdengar oleh seorang pria yang nampak bijak, dan Ia bertanya “apa yang engkau gumamkan wahai pemuda?”,
Pemuda tersebut menjawab “Aku menggumamkan tentang suratku yang tak berbalas, yang Aku kirim pada seorang yang terkenal dermawan dan orang itu tinggal dipusat kota. Aku mengirimnya surat untuk memohon bantuan pembangunan sekolah di desaku ini.

Lalu pria bijak itu bertanya “ apakah surat yang engkau tulis telah benar dan jelas tujuannya? Dan dengan apa engkau mengantarnya?”, pemuda itu menjawab “menurutku cukup jelas dan tujuan yang Aku buat di surat itu ialah “kepada seorang yang terkenal kaya raya dan dermawan, di pusat kota”, Aku tulis demikian karena Aku tidak mengetahui nama dan alamat tempat tinggalnya. Dan Aku mengantarkannya melalui seorang pedagang yang akan pergi ke kota”.

Lalu pria bijak itu bertanya kembali “ apakah orang yang engkau kirimi surat, mengenalmu dan engkau mengenalnya? Serta kertas apa yang engkau gunakan untuk menulisnya? Pemuda tersebut menjawab “Aku tidak mengenalnya dan Ia tidak mengenalku serta kertas yang aku gunakan adalah kertas bekas, karena Aku tidak terlalu yakin akan menerima balasan darinya”.

Akhirnya pria bijak itu berkata : wahai pemuda, ketahuilah bahwa bagaimanakah kiranya suratmu dapat dibalas, karena tujuan dari surat yang engkau tulis tidak jelas tujuannya dan engkau tidak bersungguh-sungguh untuk mengantarnya, karena engkau menitipkannya pada seorang pedagang yang mungkin saja tidak menuju kota yang engkau maksud.

Berikutnya adalah engkau tidak mengenal siapa yang engkau tuju dan ia tidak mengenalmu, padahal jika engkau telah mengenalnya dan ia mengenalmu, maka tentulah suratmu akan segera berbalas dan maksudmu segera tercapai.

Dan terakhir adalah engkau menggunakan suatu yang buruk untuk menyampaikan pesan dan permohonan baikmu, yakni melalui selembar kertas bekas yang kumuh dan mungkin berbau, serta engkau telah berburuk sangka dalam suratmu.

Maka seharusnya, engkau mengenal seluruh hal tentang orang yang engkau tuju, dan engkau dapat mengantarkan suratmu secara langsung pada orang yang engkau tuju. Serta seharusnya engkau menggunakan sarana yang baik dan keyakinan yang baik, jika engkau ingin suratmu berbalas.

* keterangan: kisah ini hanya ilustrasi
Kisah ini merupakan ilustrasi ketika ingin memohon sesuatu (berdoa) pada Allah, sebagaimana sang pemuda yang ingin mengirim surat untuk memohon sesuatu hal.

Maka ada beberapa hal yang harus dipenuhi ketika berdoa :


1. Berdoa pada Allah dengan tujuan mendapat rahmat Nya.
2. Menggunakan cara-cara yang dibenarkan Allah.
3. Membersihkan diri dari hal yang buruk (harta haram, maksiat, dsb).
4.  Berbaik sangka akan doanya dikabul oleh Allah.
5. Lebih rinci dan lengkap silahkan klik disini mengenai adab dan tata cara berdoa. ( adab dalam berdoa)

Wallahu A’lam

Diperbarui Sabtu 

6 shofar 1438 Hijriyah
5 November 2016 M


EmoticonEmoticon

Entri Populer