Orang-orang
yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan menjadi penebar isu dan
desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal pikiran mereka selalu melayang-layang
tak tahu arah. Dan,
{Mereka rela berada bersama orang-orang
yang tidak pergi berperang.}
Bila
pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa kegiatan,
bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong
itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana; mulai dari mengingat kegelapan
masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan
yang belum tentu Anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali
dan mudah lepas kontrol. Maka dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku
sendiri bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik
daripada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan diri
dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan
narkoba.
Waktu
kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina; meletakkan
si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes
setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian yang panjang
itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.
Berhenti
dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah pencuri yang culas.
Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang siap dicabik-cabik oleh
ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si "pencuri".
Karena
itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji,
menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau berbuatlah sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu! Ini, karena aku ingin
mengingatkan Anda agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang
bermanfaat.
Bunuhlah
setiap waktu kosong dengan 'pisau' kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter
dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan.
Lihatlah para petani, nelayan, dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria
mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung di alam bebas. Mereka tidak
seperti Anda yang tidur di atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan
menyeka air mata kesedihan.
~
Dr.
Aidh Al-Qorni, La Tahzan, hal 14~
EmoticonEmoticon