بِسْمِ للهِ
لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
1
lembar........
Hidup
bagaikan sebuah lembaran kertas dalam buku kosong.
Setiap kita pasti akan mengisinya,
hingga pada suatu masa kita akan membaca kembali buku itu, apakah memberi manfaat
atau sesal setiap saat.
Tapi ingat, pena dan lembar
kertas hidup ini terbatas.
Ketika kata terlukis dalam kertas,
tak jarang dijumpai seorang yang baru memulai kata, namun kesempatannya telah
tiada.
Lantas bagaimanakah rasanya,
ketika kesempatan hidup yang dimiliki telah sampai pada lembaran-lembaran
terakhir? Tentu jika kita tahu dan diberi tahu bahwa kesempatan hidup tinggal
sesaat, tentulah setiap jiwa berusaha menciptakan goresan tinta emas dari
lembaran kertas kehidupan yang terbatas.
Namun, tidak ada yang memberi tahu kita batas kesempatan lembaran hidup diri, seperti itulah perumpamaan dari umur manusia, yang singkat namun tak kasat pengetahuan tentangnya.
Bahkan seorang dokter yang berusaha menyembuhkan seseorang yang sakit, tak mampu menyelematkan dirinya dari wafat, dengan kemampuan yang ia miliki. Oleh karena itu, waspadai diri dari keburukan amal dan kesia-an waktu, karena seseorang tidak akan tahu waktu berhentinya kehidupan dan amal apa yang dilakukan.
Maka, siagalah seperti tentara
yang menjaga perbatasan, sedikit lengah dari penjagaan maka akan menjadi awal
dari penderitaan.
Waspadai pula sikap remeh terhadap amal, baik atau buruk kelak akan menuai balasan. Sebagaimana Firman ﷲ dalam Al-Quran surat Al-Zalzalah ayat 7-8 :
فَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرهُ {7} وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شّرًّا
يَرهُ {8}
artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (7), Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula (8).”
Seperti pepatah mengatakan :
sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Maka janganlah remehkan amal,
seperti bangunan megah nan besar.
yang terbangun dari serpihan
kecil yang menjadikannya besar.
Dan ingatlah wahai setiap diri,
jangan sia kan lembaran kehidupan ini dalam lalai dari memperbaiki kualitas
diri -hubungan ﷲ dan juga manusia-. Maka torehkanlah tinta
emas pada amal yang bermanfaat demi mengharap ridho ﷲ , sehingga mendapat kebaikan di akhirat.
Sebagaimana gambaran orang yang
mendapat balasan nikmat didalam Al-Quran, Surat Al-Haqqoh(69) ayat 18-24 :
يَوْمَئِذٍ
تُعْرَضُونَ لاَتَخْفَى مِنكُمْ خَافِيَةٌ {18} فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ
بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَآؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ {19} إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي
مُلاَقٍ حِسَابِيَهْ {20} فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ {21} فِي جَنَّةٍ
عَالِيَةٍ {22} قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ {23} كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا
بِمَآأَسْلَفْتُمْ فِي اْلأَيَّامِ الْخَالِيَةِ {24}
Pada hari
itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada sesuatupun dari kamu yang
tersembunyi (bagi Allah) (18). Adapun orang
yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata: "Ambillah,
bacalah kitabku (ini)."(19). Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat)
aku akan menerima perhitungan atas diriku (20). Maka
orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai (21), dalam
syurga yang tinggi(22), buah-buahannya dekat(23),
(kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan
nikmat karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu (24)."
Kesimpulan dari tulisan kali ini, siagalah dari amal buruk dan kesia-siaan amal.
Mintalah petunjuk
dan hikmah ﷲ agar kita
mampu menuliskan tinta emas amal kebaikan.
Oleh
karena itu, teruslah memacu dan memicu diri dalam kebaikan dan perbaikan.
Laksana pohon lemah yang menjadi kuat dan besar. Memancangkan akarnya hingga
kokoh tak roboh . kuat bertahan dalam terpaan badai kehidupan. Sehingga hidup
akan memberi kebaikan dan perbaikan bagi setiap insan dalam persiapan diri untuk
hari pembalasan. karena itu, cermatilah hidup dengan sebaik-baiknya.
Wallahu A’lam bis Showab
26 Rajab
1437 Hijriah
EmoticonEmoticon