Senin, 21 Maret 2016

Mengingat kematian

بِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم



بِسْمِ للهِ لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

Mengingat kematian



Mungkin bagi sebagian orang jika mendengar kata “ kematian” akan menghindar, mengalihkan pembicaraan, atau mungkin akan berkata :
“ nikmatin hidup aja dulu, buru-buru amat mikirin mati.’’
Memang bagi orang-orang yang telah cinta pada dunia, mati adalah sesuatu yang ditakuti bahkan harus dihindari dan berupaya agar hidupnya harus abadi, mungkin pernah kita temukan dalam sejarah, seseorang yang berusaha menciptakan teknologi dan upaya lainnya agar hidup abadi, namun tetap saja mereka mengalami kematian dan gagal menciptakan keabadian.
Dan Allah telah menerangkan hal ini dalam Firman Nya pada Al-Quran surat Al- Jumua’ah ayat 8:
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Kematian adalah sesuatu yang pasti dan akan terjadi, maka sebagai seorang  Muslim kita harus banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri atasnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
“orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya.  Orang Mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya, pent)”
(HR.At-Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dan dinyatakan shohih oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah didalam irwa’ul gholiil no.682. sedangkan dalam silsilatu al-hadiits Ash-Shohihah no.1384 beliau menilai hadits ini hasan dengan semua jalan periwayatnya.
Maka jika kita lihat dalam hadits diatas, diterangkan bahwa orang-orang yang mengingat kematian adalah orang-orang yang cerdas. Ya, sangat pantas Nabi mengatakan cerdas, karena kematian hakikatnya adalah suatu pertemuan yang membahagiakan bagi orang yang beriman, yakni dapat berjumpa dengan Allah Subhanahu wa ta‘ala. Namun sebaliknya bagi orang-orang yang kafir maka kematian adalah sesuatu yang ditakuti, karena ia akan meninggalkan dunia yang selalu dikejarnya dan  tahu bahwa akan mengalami kesengsaran dan siksa yang berat atas kekufurannya . 
Dan perlu diketahui bahwa kematian merupakan sesuatu yang Allah telah tentukan, dan merupakan perkara yang hanya Ia ketahui. Maka sepatutnya kita senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan diri, karena kita tidak mengetahui satu detik kedepan, apakah kita masih dapat menjalani kehidupan atau saat itu adalah detik terakhir dalam kehidupan.
Maka seseorang yang selalu mengingat kematian akan senantiasa berhati-hati dalam melakukan amal perbuatan, ia akan berusaha melakukan amal sholeh, karena ketika kematian datang maka perbuatannya itu akan menyelamatkan hidupnya namun jika ia melakukan maksiat di akhir hidupnya, maka ia akan tergolong orang-orang yang merugi, maka lahirlah kehati-hatian dalam hidup, serta melahirkan semangat atas setiap amal yang dilakukannya. Dalam kehidupan dunia saat ini, mungkin banyak diantara kita yang lalai dan melupakan kematian, dan mempersiapkan  kematian dianggap hanya untuk orang-orang yang sudah berumur. Namun jelas, kematian tidak memandang usia seseorang muda atau tua, maupun sehat atau sakit.
Maka, salah satu hikmah dari mengingat kematian adalah seseorang akan berhati-hati dari perilaku amal yang akan merugikannya kelak dan meyakini kematian tujuan utamanya adalah pintu perjumpaan dengan Allah. Adapun salah satu cara diantara mengingat kematian adalah takziyah, menjenguk orang sakit dan cara lainnya adalah |Menjadikan KEMATIAN sebagai MOTTO hidup ataupun SLOGAN, agar selalu mengingat kematian.
Dan sebagai penutup tulisan kali ini, ingatlah nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  pada Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma :
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ  حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ )   رواه البخاري (

Artinya :
“ Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata :
 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang kedua pundak saya seraya bersabda: "Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara",
 Ibnu Umar berkata: "Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu."
 [HR. Bukhari]”


Maka marilah kita senantiasa mengingat kematian.
Kebaikan dan Kebenaran hanya berasal dari Allah.
Kesalahan berasal dari diri penulis
|Wallahu a’lam.|
-Ditulis oleh Fuad Salim-
@pionirfuadsalim


EmoticonEmoticon

Entri Populer