بِسْمِ للهِ
لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Mengingat
kematian
Mungkin bagi sebagian orang jika mendengar kata
“ kematian” akan menghindar, mengalihkan pembicaraan, atau mungkin akan berkata
:
“
nikmatin hidup aja dulu, buru-buru amat mikirin mati.’’
Memang bagi orang-orang yang telah cinta pada
dunia, mati adalah sesuatu yang ditakuti bahkan harus dihindari dan berupaya
agar hidupnya harus abadi, mungkin pernah kita temukan dalam sejarah, seseorang
yang berusaha menciptakan teknologi dan upaya lainnya agar hidup abadi, namun
tetap saja mereka mengalami kematian dan gagal menciptakan keabadian.
Dan Allah telah menerangkan hal ini dalam
Firman Nya pada Al-Quran surat Al- Jumua’ah ayat 8:
Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan."
Kematian adalah sesuatu yang pasti dan akan
terjadi, maka sebagai seorang Muslim
kita harus banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri atasnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda :
“orang mukmin yang paling utama adalah orang
yang paling baik akhlaknya. Orang Mukmin
yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan
paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah
orang-orang cerdas (yang sesungguhnya, pent)”
(HR.At-Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dan dinyatakan
shohih oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah didalam irwa’ul gholiil no.682.
sedangkan dalam silsilatu al-hadiits Ash-Shohihah no.1384 beliau menilai hadits
ini hasan dengan semua jalan periwayatnya.
Maka jika kita lihat dalam hadits diatas,
diterangkan bahwa orang-orang yang mengingat kematian adalah orang-orang yang
cerdas. Ya, sangat pantas Nabi mengatakan cerdas, karena kematian hakikatnya
adalah suatu pertemuan yang membahagiakan bagi orang yang beriman, yakni dapat
berjumpa dengan Allah Subhanahu wa ta‘ala. Namun sebaliknya bagi orang-orang
yang kafir maka kematian adalah sesuatu yang ditakuti, karena ia akan
meninggalkan dunia yang selalu dikejarnya dan tahu bahwa akan mengalami kesengsaran dan
siksa yang berat atas kekufurannya .
Dan perlu diketahui bahwa kematian merupakan sesuatu
yang Allah telah tentukan, dan merupakan perkara yang hanya Ia ketahui. Maka
sepatutnya kita senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan diri, karena
kita tidak mengetahui satu detik kedepan, apakah kita masih dapat menjalani
kehidupan atau saat itu adalah detik terakhir dalam kehidupan.
Maka seseorang yang selalu mengingat kematian
akan senantiasa berhati-hati dalam melakukan amal perbuatan, ia akan berusaha
melakukan amal sholeh, karena ketika kematian datang maka perbuatannya itu akan
menyelamatkan hidupnya namun jika ia melakukan maksiat di akhir hidupnya, maka
ia akan tergolong orang-orang yang merugi, maka lahirlah kehati-hatian dalam
hidup, serta melahirkan semangat atas setiap amal yang dilakukannya. Dalam
kehidupan dunia saat ini, mungkin banyak diantara kita yang lalai dan melupakan
kematian, dan mempersiapkan kematian
dianggap hanya untuk orang-orang yang sudah berumur. Namun jelas, kematian
tidak memandang usia seseorang muda atau tua, maupun sehat atau sakit.
Maka, salah satu hikmah dari mengingat kematian
adalah seseorang akan berhati-hati dari perilaku amal yang akan merugikannya
kelak dan meyakini kematian tujuan utamanya adalah pintu perjumpaan dengan
Allah. Adapun salah satu cara diantara mengingat kematian adalah takziyah,
menjenguk orang sakit dan cara lainnya adalah |Menjadikan KEMATIAN sebagai
MOTTO hidup ataupun SLOGAN, agar selalu mengingat kematian.
Dan sebagai penutup tulisan kali ini, ingatlah
nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma :
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ .
وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
) رواه البخاري
(
Artinya :
“ Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata :
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang kedua pundak saya seraya bersabda: "Hiduplah
engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara",
Ibnu Umar berkata: "Jika kamu berada di
sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan
tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan
kehidupanmu untuk kematianmu."
[HR. Bukhari]”
Maka
marilah kita senantiasa mengingat kematian.
Kebaikan
dan Kebenaran hanya berasal dari Allah.
Kesalahan
berasal dari diri penulis
|Wallahu
a’lam.|
-Ditulis
oleh Fuad Salim-
@pionirfuadsalim
EmoticonEmoticon