Perbaiki Diri !
karena setiap kita adalah
pemenang !
Sebagaimana diketahui proses awal
penciptaan manusia, setiap individu di dunia ini adalah pemenang. Lantas apa
penyebab seseorang merasa sebagai seorang yang gagal? Penyebab utamanya adalah
pola pikir yang dilahirkannya sendiri, seperti katak dalam tempurung kelapa.
Terkekang dalam gelapnya batasan yang ia ciptakan, sehingga hanya melihat
kehidupan dalam sudut pandang yang sempit dan terkekang, kecuali jika ia mampu
keluar darinya.
Sebagaimana kita ketahui
ilmuwan-ilmuwan terdahulu adalah orang-orang yang membuka pikirannya, sehingga
pantang putus asa, dan kemauan dalam mencoba memperbaiki kegagalan sebelumnya, sebagaimana
pepatah mengatakan :
“kegagalan
adalah kesuksesan yang tertunda”,
Dan memang musuh terbesar dari
proses perbaikan diri seseorang berasal dari dalam dirinya.
Jika ia mampu melampaui dinding
tebal yang ada dalam dirinya, tentu proses perbaikan diri menuju kualitas
individu yang unggul dapat tercapai, sehingga dapat menjadi motor penggerak
perbaikan yang ada dilingkungan sekitarnya. Selama seseorang masih diberi waktu
oleh Allah, maka selama itulah kesempatan memperbaiki diri terbuka, dalam
kaitan ini perbaikan diri dalam arti yang luas yakni memperbaiki dalam hubungan
dengan Allah dan hubungan sosial manusia, sehingga melahirkan kebaikan dunia dan
akhirat sebagaimana contoh mulia Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam, yang segala sisinya menjadi suri tauladan dalam kehidupan.
Bahkan Allah telah menjelaskan
tentang Rasulullah dalam Al-Quran,
surat Al-Ahzab ayat 21 :
surat Al-Ahzab ayat 21 :
“ Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” .
Oleh karena itu lampaui diri
dengan menghancurkan musuh yang berada dalam diri dengan senantiasa berdoa dan
meminta bantuan pada Allah. mengikuti panutan terbaik yakni, Rasulullah Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam, serta dukungan lingkungan sekitar.
..............................................................................................
Sebagaimana yang diketahui bahwa
waktu yang diberi Allah. bagi manusia dalam satu hari adalah 86.400 detik atau
1.440 menit atau 24 jam, dalam satu hari.
Maka sebagaimana hadits
Rasulullah :
“ Barang
siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia
terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia
termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari
kemarin,maka ia termasuk orang yang beruntung. ”
[Hadits
Riwayat Bukhori]
Hadits Rasulullah ini menjelaskan
pentingnya dalam memanfaatkan waktu dalam perbaikan kualitas diri, bila tidak
seseorang dapat terlaknat dan merugi. Jika kita perhatikan, waktu yang
diberikan untuk orang yang berprestasi dan yang tidak berprestasi dalam satu hari adalah sama, yakni selama 24 jam,
namun kenapa terjadi perbedaan kualitas seseorang individu?, tentu ada perbedaan,
yakni dalam memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kualitas dan perbaikan diri.
Oleh karena itu, setiap satu
detik yang berlalu dengan kesiaan hanya menghasilkan penyesalan dan jika pada
detik berikutnya tidak segera memperbaiki diri maka pasti menyebabkan
penyesalan yang abadi, karena maut adalah suatu yang dekat pada setiap diri.
Sesuai dengan nasihat Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam :
Dari Abu Hurairah radhiallah ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang
tidak berguna baginya.
[Hadits Hasan riwayat
Turmuzi dan lainnya]
Poin inti dalam tulisan kali ini
:
- Lampaui diri dengan menghancurkan musuh yang berada dalam diri dengan senantiasa berdoa dan meminta bantuan pada Allah. mengikuti panutan terbaik yakni, Rasulullah Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, serta dukungan lingkungan sekitar.
- Keluar dari kotak sempit pikiran ( open mind )
- Memanfaatkan waktu dengan sebaiknya
-
Ditulis oleh Fuad Salim –
@pionirfuadsalim
EmoticonEmoticon